[Fantasy, Adventure, Minor Romance (13+), & Mystery || ON GOING-EVERY SABTU]
# Buat kalian yg udh baca sampai chapter 18 keatas, Kalian hebat! #
•• Blurb ••
Semua bermula dari pertemuanku dengannya di hari itu, kala hujan mengguyur seluruh dataran k...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
YÍN'SPLÄN
~Selamat Membaca~ 🧚♀
Profesor Grain menyentuh kain putih, yang membungkus tubuh Ashs. Sorot matanya terlihat sangat sedih. Tanpa sadar air matanya menetes dan membasahi wajahnya.
"Segera persiapkan acara penguburan nanti pagi...semua peri yang gugur harus segera kita semayamkan. Tapi, kali ini hanya perwakilan dari setiap kelas dan asrama yang boleh ikut ke pulau pemakaman...sudah termasuk perwakilan War Fairy dan para profesor..." kata profesor Grain sambil berbalik ke arah senior Key.
Senior Ao terlihat berlinang air mata sambil menatap jasad senior Alpha dari kejauhan. Sementara senior Nadine tengah dibantu oleh senior Rilzy untuk duduk di kursi.
Key dengan perasaan sedih menjawab, "baik, profesor."
"Niki," panggil profesor Grain, kali ini menoleh ke arah senior Niki yang sedang termenung di sebelah senior Crys.
"Ya, profesor?" sahutnya pelan.
"Apa kalian berhasil menemukan keberadaan raja Dethour dan pencuri kecil itu?"
Niki terdiam beberapa saat sebelum akhirnya menyahut,
"Raja Dethour berhasil melarikan diri lagi..."
"Seharusnya...saya dan yang lainnya yang ada di posisi Ashs dan Alpha saat ini. Tapi...mereka bersikeras melindungi kami...aku benar-benar menyesal menuruti ucapan mereka..."
Senior Niki menyeka air matanya dengan jari-jemarinya yang kembali bergetar. Dia tak sanggup mengingat kembali kejadian yang baru saja menimpa mereka.
Dia lalu melanjutkan kembali perkataannya,
"Pencuri kecil itu...dia berhasil kami temukan namun...belum sempat menginterogasi lebih banyak...pasukan raja Dethour datang dan mengacaukan semuanya...anak itu juga berhasil melarikan diri tanpa sepengetahuan kami..."
Setelah senior Niki menyelesaikan perkataannya, dia lantas menghembuskan napas panjang dan terdengar sangat berat untuk dilakukannya.
"Kalian sudah melakukan yang terbaik..." ucap Profesor Arien dengan wajah sedih.
"Tapi...kami kehilangan dua teman kami...dan dari Peri Top Twenty juga banyak yang gugur..." kata senior Niki dan tak kuasa menahan air matanya yang menetes membasahi pipinya.
"Kalian semua sudah melakukan yang terbaik...mereka yang gugur juga telah melakukan yang terbaik...akademi sangat berterima kasih dan berhutang banyak pada kalian semua..." kata profesor Arien lagi, dia mencoba menghibur para muridnya itu yang saat ini benar-benar menderita dan merasa sangat kehilangan.
Senior Niki tak mampu berkata-kata lagi. Dia memilih diam dan mengusap wajahnya gusar.