[Fantasy, Adventure, Minor Romance (13+), & Mystery || ON GOING-EVERY SABTU]
# Buat kalian yg udh baca sampai chapter 18 keatas, Kalian hebat! #
•• Blurb ••
Semua bermula dari pertemuanku dengannya di hari itu, kala hujan mengguyur seluruh dataran k...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ØÇŚIŔIÑ 03
~Selamat Membaca~ 🧚♀
Byuuurrr!! . . .
Tubuh Amber terjun bebas menghantam permukaan danau. Menyebabkan suara riakan air yang begitu besar dan membuat permukaan danau itu bergelombang hebat karenanya.
Tak perlu waktu lama, tubuh Amber juga mulai masuk lebih dalam menuju dasar danau, yang terlihat kelam di bawah sana. Di sisi lain, permukaan danau perlahan dipenuhi cairan merah pekat akibat darah yang mengalir dari bagian tubuh Amber yang terluka.
Sementara itu, Amber terlihat menatap sayu permukaan danau yang kian menjauh darinya sambil menahan rasa sakit yang teramat sangat, terutama bagian luka yang masih menganga.
Dengan tenaga yang tersisa, tangan kirinya mencabut paksa anak panah yang tadi menancap di dadanya. Setelah anak panah itu berhasil dicabut, darah segar tampak keluar dari lubang bekas anak panah itu dan meluruh bersama air danau. Kini danau itu lebih terlihat seperti lautan darah.
Bluurrbb...
Bluurrbb...
Satu persatu, udara yang tersisa dalam mulut Amber keluar. Dia terlihat tidak kuat lagi menahan napas. Ditambah, jantungnya kian melemah dan tubuhnya mulai kaku akibat hawa dingin di dalam danau yang menusuk sampai ke bagian tulangnya.
Dia tidak bisa melakukan apa-apa lagi.
Tubuhnya benar-benar terasa sakit dan seperti membeku perlahan.
"Tolong..." ucapnya dalam hati sambil menangis menatap cahaya dari permukaan danau yang makin lama makin menjauh darinya. Cahaya itu juga perlahan menghilang seiring dengan tubuhnya yang terus bergerak menuju dasar danau.
Seketika gadis itu teringat ketika dirinya tenggelam di danau belakang Corthillia akibat mencabut pohon Atnissed. Saat itu, dia mengira bahwa hidupnya akan berakhir hari itu juga, tapi...Ashs datang menyelamatkannya. Sejak hari itu, Amber benar-benar berterima kasih padanya. Berkatnya, dia bisa selamat hari itu.
Tapi kali ini berbeda.
Ashs tidak ada di Akademi.
Dia belum kembali.
Bahkan tidak ada kabar sampai hari ini.
Memikirkan Ashs, tubuh Amber terasa semakin melemah.
Sekarang dia hanya bisa pasrah dengan nasibnya.
Dia tidak mau menaruh harapan terlalu tinggi untuk melihat Ashs datang menyelamatkannya lagi kali ini.
Yang dia inginkan saat ini hanya satu.
Mati dengan tenang.
Karena dengan begitu, dia tidak perlu merasakan sakit lagi pada tubuhnya.
Dia juga tidak akan diganggu Shoa lagi atau siapapun itu yang mencoba menangkapnya, yang dia sendiri tidak tahu apa alasan dirinya menjadi incaran mereka.