❄️Chapter XCI : Old Memory❄️

73 14 8
                                    

ÖLD MEMÖRY

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ÖLD MEMÖRY


~Selamat Membaca~
🧚‍♀


Amber memejamkan matanya, mencoba untuk tidur.

Hari ini adalah hari terburuk sepanjang hidupnya.

Fakta lainnya, hari ini juga dirinya hampir mati ditangan pemuda yang ternyata adalah kakak temannya sendiri!

Ya, dia adalah Erick, kakak En, teman sekaligus tetangga Amber di dunia manusia. (*ada dichapter 1)

Amber tak habis pikir kalau Erick adalah seorang peri. Lantas? Apakah En juga seorang peri!?

Menyadari hal itu, Amber terkejut dan refleks membuka matanya karena kaget. Dia juga mulai berpikir banyak hal tentang siapa sebenarnya keluarga En. Bukankah terakhir kali En hendak pergi melayat ke pemakaman kakaknya?

"Ada apa Rhee?"

Amber menoleh dan mendapati Bellisa yang belum tidur.

"Hah? Eung...b-bukan apa-apa...kurasa aku baru saja mimpi buruk," jawab Amber pelan, dia juga baru sadar kalau pencahayaan di tenda putri sudah dipadamkan. Satu-satunya sumber penerangan sekarang hanyalah api obor di beberapa titik.

"Kau sendiri kenapa belum tidur, Bel?" tanya Amber dengan suara setengah berbisik.

"Aku tidak bisa tidur dari tadi. Aku terus mendengarmu mengigau. Kau terlihat sangat gelisah," jawab Bellisa dan pelan-pelan berpindah dari Qimounya ke Qimou Amber.

Bellisa lalu meraih dan menggenggam hangat punggung tangan Amber dan menatap gadis itu lekat-lekat.

"Aku tau kau sangat merindukannya. Tapi kumohon...lupakan dia. Setidaknya sampai kita berhasil pergi ke Arthillia baru." Pinta Bellisa, air matanya terlihat menetes membasahi pipinya.

Amber yang mendengar itu langsung berpikir bahwa, pasti tadi dirinya menggigau sambil menyebut nama Ashs. Karena tidak mungkin Bellisa tiba-tiba datang padanya sambil berbicara begini.

"A-apa maksudmu, Bel?" tanya Amber, hatinya ikut bergetar seolah tak sanggup mendengar lebih jauh topik pembicaraan ini.

"Sejak kau tidur, kau tidak berhenti menyebut nama adiku. Dan nama En. Aku tidak tau kau bermimpi apa...tapi, tolong jangan pikirkan Ashs lagi. Hatiku rasanya sakit setiap kali mendengar dan mengingatnya." Jawab Bellisa, air matanya kembali menetes dan buru-buru disekanya.

❄The Frosty Queen❄Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang