❄Chapter XLVII : Thank You❄

218 45 9
                                    

ŤHÄNK ŸØÜ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ŤHÄNK ŸØÜ

~Selamat Membaca~
🧚‍♀

"Keterlaluan!" Kael mengumpat kesal sembari berjalan di koridor bersama Amber.

Sementara Amber masih tak percaya dengan apa yang baru saja terjadi. Semuanya terjadi di luar dugaan dan terjadi begitu cepat. Tapi semuanya berhasil meninggalkan luka yang teramat sakit dalam hatinya.

Amber masih menangis. Tapi, dia memilih untuk mengecilkan volume suaranya. Dia tidak mau Kael tambah emosi karenanya. Ah iya, kaki dan tangannya juga masih bergetar dan terasa mati lemas.

"Kau tidak apa-apa kan?" tanya Kael sambil menoleh pada Amber.

Ingin rasanya Amber menjawab tidak baik-baik saja. Tapi, dia khawatir akan membuat lelaki dengan rambut berwarna hitam ini tambah khawatir dengannya.

Siapa yang tidak syok dan sedih jika  orang yang sudah kau kenal dan telah kau percayai, tiba-tiba saja mengamuk dan memarahimu bahkan karena hal yang tidak kau tahu sama sekali?

Rasanya rasa kepercayaan itu runtuh seketika saat itu juga.

"Rhee?...kenapa tidak jawab?" tanya Kael untuk yang kedua kalinya. Namun, Amber masih diam dan air mata tetap mengalir membasahi wajahnya.

"Untuk saat ini...aku hanya ingin menangis..." jawab Amber, masih menangis. Makin lama tangisannya makin dalam. Membuat Kael tak sampai hati melihatnya.

Tak perlu waktu lama, naluri inisiatifnya muncul, Kael meraih tangan Amber dan membawa gadis itu ke tempat yang tiba-tiba saja terbesit dalam pikirannya. Tempat dimana seseorang bisa menangis sampai puas tanpa perlu diawasi oleh peri manapun itu.

"Hiks, m-mau kemana?" tanya Amber, kaget karena Kael tiba-tiba saja meraih tangannya.

"Aku tau tempat dimana kau bisa menangis sepuasnya." Jawab Kael.

***

"Kenapa membawaku kemari?"

"Kalau ada kelas disini bagaimana?" tanya Amber sambil menyeka air matanya. Dia terlihat kebingungan sekaligus khawatir ketika sampai di tempat yang dimaksud Kael tadi.

"Hari ini tidak ada kelas musik. Jadi, ruangan ini aman dan kau bisa menangis sampai puas disini." Jawab Kael.

Bukannya menjawab. Amber kembali menangis.

"K-kenapa? Tidak suka ya?" tanya Kael, panik.

Amber menggeleng cepat dan menyahut, "kan katamu aku bisa menangis sepuasnya disini...bagaimana sih? Huuhuu...." Amber kembali menangis.

Kael berdecak pelan sambil menepuk dahinya sendiri. Dalam hati dia berkata, "kukira dia tidak suka dengan tempat ini."

Amber berjalan mendekati kursi tempat bermain piano. Kemudian duduk di sana sambil beberapa kali bergumam sendiri.

❄The Frosty Queen❄Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang