❄Chapter XLI : Unpleasure❄

244 49 16
                                    

ÜNPĽEASÜRĖ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ÜNPĽEASÜRĖ

~Selamat Membaca~
🧚‍♀

Memiliki refleks yang cepat, Kael segera menghampiri Amber yang tengah merintih kesakitan sambil memegangi pergelangan tangannya yang terluka akibat kesalahannya sendiri.

Lelaki dengan rambut berwarna hitam itu lantas meraih pergelangan tangan Amber. Hendak memeriksa kondisi pergelangan gadis itu, yang ternyata begitu memprihatinkan. Cairan merah kental terus saja keluar dari bekas luka itu. Membuat gadis itu terus merintih.

"Biar kulihat," pinta Professor Arien, yang datang menghampiri dua muridnya itu dan refleks mengambil alih pergelangan Amber yang terluka dari Kael.

"Lukanya cukup parah, Prof." Kata Kael.

Professor Arien masih memeriksa pergelangan Amber. Tak lama kemudian dia menatap gadis itu dan berkata, "Sebaiknya kau ke UKS. Kau tidak bisa melanjutkan kelas hari ini dalam kondisi seperti ini."

"T-tapi Professor...aku tidak mau ketinggalan kelasmu...aku ingin lolos sampai ke tahap final." Sanggah Amber.

"Soal itu, kau akan kupertimbangkan lagi. Sekarang kau harus ke UKS sebelum kau kehabisan darah dan mati disini."

Amber menelan ludahnya dengan susah payah. Dia tidak menyangka Professor Arien akan berkata sefrontal itu padanya.

"Kael apa kau bisa membantuku? Tolong antarkan Rhee ke UKS Utama." Pinta Professor Arien sembari menoleh pada Kael yang berada di samping Amber.

"Baik, Prof." Jawab Kael, menuruti permintaan Professor Arien. Lantas, laki-laki berambut warna hitam itu segera merangkul lengan Rhee dan membawanya ke UKS Utama. Sementara kelas praktikum Professor Arien pagi itu, tetap berlanjut.

Dalam perjalan...

"Sebenarnya aku tidak mau ke UKS lagi," ucap Amber dan kedapatan merintih beberapa kali.

"Kenapa kau tidak mau ke UKS? Lukamu ini harus segera ditangani." Timpal Kael.

"Aku punya pengalaman buruk disana. Aakh...rasanya makin perih saja." Jawab Amber dan kembali merintih.

"Bertahanlah. Sebentar lagi kita akan sampai." Kata Kael, semakin merasa iba.

Sesampainya di UKS...

Amber segera mendapat perawatan medis oleh peri perempuan dari kelas Epic yang pagi itu sedang bertugas di UKS Utama. Selagi lengannya diobati, Kael terus memperhatikan setiap proses pengobatan yang diberikan peri dari kelas Epic itu pada Amber. Dia takut kalau peri Epic itu salah mengobati atau bisa saja salah memberikan obat pada gadis berambut pirang itu.

"S-sudah selesai." Ucap peri perempuan itu, canggung, sambil menoleh pada Kael.

"Terima kasih, senior." Ucap Kael dan Amber bersamaan.

❄The Frosty Queen❄Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang