[Fantasy, Adventure, Minor Romance (13+), & Mystery || ON GOING-EVERY SABTU]
# Buat kalian yg udh baca sampai chapter 18 keatas, Kalian hebat! #
•• Blurb ••
Semua bermula dari pertemuanku dengannya di hari itu, kala hujan mengguyur seluruh dataran k...
[Putar musik video di atas! Supaya Kamu lebih terhanyut dalam alur cerita!]
-Use Ear Phone Is Recommended!-
Happy Reading!!!
❄❄❄
À BOTTLE OF HONEY FROM ÀN OLD LÀDY
***Φ***
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[JANGAN LUPA VOTE & COMMENT]
***
Angin malam berhembus cukup kencang dan memasuki area kamar Amber, serta menerpa tubuh Amber yang tengah bersandar lemas di belakang pintu. Sesaat kemudian, Amber tiba-tiba berdiri mematung sambil menatap ke arah binatang mirip kelinci itu. Sesuatu telah terjadi. Kedua manik Amber yang tadinya berwarna biru cerah, sekarang telah beganti warna menjadi merah menyala. Tatapannya kosong dan dia seperti seseorang yang telah dikendalikan sesuatu. Dia kemudian menarik seprai tempat tidur, mengambil gorden jendela, dan mengambil banyak kain dan beberapa baju dari dalam lemari. Dia kemudian menyambung dan mengikat semua kain yang telah dikumpulkannya menjadi seutas tali yang begitu panjang dari kain-kain tersebut.
"Kkung!" binatang itu tiba-tiba kembali mengeluarkan gonggongan khasnya dan tanpa ada aba-aba, dia melompat dari jendela dan hilang dari pandangan Amber. "Tunggu aku." Kata Amber yang sepertinya saat ini sedang berada di bawah pengaruh sesuatu, kemungkinan besar dipengaruhi oleh binatang yang baru saja melompat barusan.
Seperti tergesa-gesa, Amber melempar ujung kain yang telah disatukannya tadi ke luar jendela, membuat kain-kain itu meluncur cepat ke bawah Treeston. Tepat sebelum kain itu sepenuhnya jatuh dan menyentuh tanah, Amber buru-buru menahan ujung yang satunya dan mengikatkannya ke salah satu kaki tempat tidur. Setelah itu sesuatu sesuatu yang mengejutkan terjadi, Amber dengan percaya diri naik ke daun jendela dan terjun bebas dari sana sambil berpegangan pada kain yang telah dibuatnya tadi.
Amber terjun dengan sangat cepat. Ketika dia sampai di bawah sana, Amber dengan tanpa ragu sedikitpun, pergi menjauhi Treeston. Dia terus melangkah menjauhi Treeston. Makin jauh, sampai dirinya tidak terlihat lagi karena sudah terlalu jauh masuk ke dalam hutan. Tepatnya Hutan belakang Treeston. Dia benar-benar ke arah sana. Perlu diketahui, bahwa hutan itu adalah hutan larangan garis keras, yang mana tidak sembarang peri maupun manusia berdarah peri boleh memasuki hutan itu.
Amber dengan bertelanjang kaki tetap berjalan mengikuti kemana binatang aneh itu pergi. Dia benar-benar seperti sebuah boneka yang sedang dipermainkan. Tatapan dan wajahnya benar-benar terlihat kosong. Benar-benar bukan seorang Amber.
Amber terus berjalan tanpa peduli kakinya yang sudah mulai berdarah akibat menginjak dan tergores duri. Dia sama-sekali tidak merasa kesakitan. Seolah sekarang dia telah mati rasa. Hingga ketika binatang aneh itu menghilang dari pandangan Amber setelah menembus suatu batas wilayah yang tak kasat mata, Amber yang tak mau kehilangan jejak binatang itu, pun mengikuti jejaknya tanpa ada keraguan sedikitpun. Amber tanpa sadar telah melewati pembatas tak kasat mata. Dan...sesuatu yang tak terduga kembali terjadi!