❄Chapter XV : Pam-Pim-Pom❄

340 58 34
                                    

[Putar musik video di atas! Supaya Kamu lebih terhanyut dalam alur cerita!]

-Use Ear Phone Is Recommended!-

Happy Reading!!!

❄❄❄

PÅM-PÍM-PØM

***Φ***

[JANGAN LUPA VOTE &COMMENT]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[JANGAN LUPA VOTE &COMMENT]

***

"Aduh...ini semua salahku..." ucapku pelan sambil keluar dari toko milik kakek Ashs. Di saat sedang bersedih seperti ini tiba-tiba sebuah suara mengejutkanku dan juga Ashs.

"Grrooogg..."

Sial. Kenapa perutku benar-benar tidak bisa diajak kompromi sih!?

"Ah iya, aku janji akan membelikanmu makanan ya...kalau begitu kita makan saja dulu." Kata Ashs sepertinya dia benar-benar paham kondisiku sekarang.

"Ma...makasih..." jawabku sambil tersenyum receh padanya. Duh, sebenarnya aku sangat malu saat ini, rasanya pipiku juga memanas. Tapi, kalau aku tidak kunjung makan juga...itu bisa jadi masalah! Masalahnya adalah kalau aku belum makan, otakku susah untuk diajak bekerja. loadingnya akan menjadi sangat lambat.

"Tanganmu, biar kau tidak hilang," ucap Ashs lagi, kali ini sambil mengulurkan tangan kirinya padaku yang masih berdiri di depan pintu toko milik kakek Ashs.

Entah mengapa, melihat tangannya yang terulur padaku seperti saat ini, benar-benar membuat jantungku kembali berdetak lebih cepat. Duh, kenapa juga sih tempat ini terlalu ramai!? Aku jadi merasa seperti anak kecil yang sedang berjalan sama orangtuanya.

"O-oke," jawabku dan meraih uluran tangan Ashs. "Tenang Amber...jangan terlalu pede...dia cuma ingin kau tidak hilang disini..." ucapku dalam hati sambil mengatur tempo napasku yang mendadak jadi berantakan.

Ashs kembali memimpin langkahku. Kali ini kami mencari kedai makan dulu sebelum lanjut berbelanja. Ketika aku dan Ashs sedang fokus berjalan, aku secara tidak sengaja kembali bertemu dengan gadis bersurai ungu yang sempat kulihat beberapa saat lalu. Tapi aku hanya bisa melihat bagian belakang gadis itu bersama dengan lelaki yang bersamanya tadi. Mereka terlihat memasuki sebuah toko yang menjual sayap peri juga (tapi ini bukan toko milik kakek Ashs).

"Tunggu? Dia beli sayap juga?" gumamku sambil berjalan mengahadap depan lagi.

"Berarti...dia manusia juga dong?" gumamku lagi sambil berspekulasi. "Ah iya, itu bisa jadi benar kan? Tadi juga aku tidak lihat dia punya sayap." Ucapku sambil mengingat beberapa saat yang lalu ketika aku melihat gadis dengan rambut berwarna ungu itu.

❄The Frosty Queen❄Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang