49. Membalasmu (2)

1K 208 18
                                    

Callian menjelaskan apa yang mereka lakukan pada Cale semalam.

"Dan naga itu?"

"Di suatu tempat"

Benar, naga hitam tidak selalu mengikuti mereka, hanya pada saat Callian ada di kamarnya sendirian atau bersama anak-anak lainnya.

Naga hitam akan datang untuk bertanya atau minta untuk menunjukkan sihir baru.

Itu membuat Callian kewalahan tapi tidak menolak permintaan naga hitam yang ingin belajar.

"Naga itu mengikutimu bukan?"

Cale menebak.

Callian menghindari tatapan Cale.

"Tidak.., ya, dia hanya sedikit penasaran dengan bayi naga, setelah itu dia akan pergi"

Cale tidak percaya. Sedikit pun tidak.
Cale tidak akan kaget jika suatu saat dia tiba-tiba melihat ada naga lain yang muncul disekitar sepupunya.

'Perlukah aku memuji diriku sendiri?'

"Aku tau akan seperti ini, jadi apa yang akan kamu lakukan?"

"Untuk saat ini abaikan dia"

Cale merasa alisnya berkedut.

Tidak akan ada yang berani mengabaikan Naga selain adik sepupunya.

"Apa kamu sudah membersikan sisanya?"

Mengabaikan Cale, Callian bertanya pada Choi Han.

"Ya, tapi tempat kita keluar kemarin berantakan"

"Mungkin naga hitam yang melakukannya"

Callian selesai mengkonfirmasi sekarang saatnya dia tidur siang setelah aktivitas malam yang menegangkan.

"Kalian melakukan kerja bagus, sekarang saatnya tidur siang"

Mengangkat balita naga yang bermain diikuti dengan anak kucing dia segera keluar dari ruangan Cale.

'Tidak baik bagi anak-anak untuk kurang tidur'

Haa..

'Aku ingin minum'

Cale menghela nafas dan menatap Choi Han yang sekarang tertinggal di ruangannya.

~•~

"Kita akan berkemah hari ini?" - On

"Ya, Kita akan sering berkemah mulai hari ini"

Cale menjawab pertanyaan anak kucing sekarang karena Callian dan balita naga sedang tidur siang dengan nyenyak.

Haruskah Cale bilang luar biasa?

Callian mengatakan ini adalah alat pendingin ruangan atau sesuatu.

Gerbong ini sekarang dipenuhi dengan udara dingin seperti musim gugur, tidak panas dan tidak terlalu dingin.

Melirik kearah Callian yang sedang tidur di atas air terbuat dari sihir, itu tampak nyaman dan empuk seperti menggantikan kasur.

'Bagaimana caranya dia mempertahankan sihirnya saat tidur?'

Cale sepertinya tahu alasan Callian untuk belajar sihir sekarang.

Tap

"Hmm?" - Cale

Anak-anak kucing mulai menepuk pahanya dengan kaki depan mereka.

"Hans mengatakan, kalau di kota berikutnya ada tumpukan batu yang cantik. Kami ingin melihatnya" - On

"Hans mengatakan kita bisa membuat permohonan untuk menjadi kenyataan" - Hong

"Maafkan aku, ini mungkin mengganggu perjalananmu, tapi kami sangat ingin kesana" - On

"Aku juga ingin pergi bersama nonna, tolong izinkan kami" - Hong

Anak-anak kucing mulai memohon dengan mata yang berbinar.

"Memang apa yang kalian inginkan?" - Cale

"Agar adik baru kami ikut bersama-" - Hong

"Ditolak"

Cale mendengar suara Callian yang sepertinya terbangun menjawab dengan tegas sebelum tidur kembali meninggal anak kucing yang kecewa.

'anak nakal ini...'

Cale akhirnya harus menenangkan anak-anak kucing yang terlihat akan menangis.

~•~

"Ada apa?"

Cale membangunkan Callian yang masih tidur dalam gerbong.

"Liat diluar"

Alis Callian mulai berkedut.

".. Apa ini?"

Callian melihat ada rusa mati di dekat kemah mereka.

"Apa ini? Ada sosok yang penasaran dan mengikutimu memberimu makan"

Cale menjawab pertanyaan Callian dengan sedikit mengejek.

Cale pasti tidak melewatkan simbol sendok dan garpu yang ada di tanah.

To be continue..

Sakit kepala Cale berasal dari Callian berkembang satu persatu.

Cale tidak minum di depan anak-anak!

Callian belajar sihir agar lebih mudah mencapai kehidupan pemalasnya.

Sekali lagi tanpa disadari skill sihirnya meningkat.

Tolong like dan komen biar aku tau pendapat kalian!

The Novel's Extra Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang