50. Membalasmu (3)

998 204 17
                                    

Simbol sendok dan garpu, untuk anak yang tidak bisa membaca dan menulis tapi hanya menggambar.

'Aku punya firasat ini naga hitam'

"Mari kita abaikan"

Tapi.

Besoknya.

Besoknya lagi.

- Hyung ada disini

Sekarang bayi naga memanggil naga hitam sebagai Hyung.

"... Tetap abaikan"

Semenjak Callian berangkat dan sering berkemah, Callian tidak pernah bertemu naga hitam lagi karena dia selalu didalam gerbong atau dekat dengan orang lain. Tetapi sepertinya naga hitam mengikutinya.

Heh!

Mendengar tawa itu Callian melihat ke arah Cale yang menggunakan pakaian lebih santai dari biasanya.

".. Apa yang kamu lakukan?"

"Aku? Berlatih sedikit"

Tidak seperti perkataannya Cale terlihat seperti berlatih sangat banyak hingga berkeringat dan berantakan.

Callian melihat pedang kayu terselip di sisinya.

'Dia berlatih pedang ?'

Melihat ke arah Choi Han yang tampak seperti biasa tersenyum ketika bertemu dengan tatapannya.

"Hanya latihan pagi yang ringan"

"Ringan?"

Choi Han mengangguk. Tetapi muka Cale yang menatap Choi Han seperti
'apa yang punk ini katakan?' membuat Callian tidak percaya.

'Ini bagus ?'

Setelah ceritanya berubah Cale dan Choi Han sepertinya menjadi akrab hingga mereka berlatih bersama.

"Sepertinya kamu menjadi tertarik pada pedang?"

"Yah, sedikit"

Cale mulai berlatih pedang diam-diam sejak mengetahui Choi Han adalah ahli pedang dan meminta Choi Han menjadi pelatihnya.

Cale tidak ingin kejadian seperti terakhir kali terjadi lagi.

"Murid-nim sangat gigih saat berlatih"

Choi Han melapor hasil latihannya pada Callian.

"Aku akan mendukungmu"

Callian memberikan persetujuannya dengan memberi jempol kepada Cale yang malu dipuji.

"Sungguh, adik yang lucu"

"Hei!"

Cale mengacak-acak rambut Callian.
Tentu saja bayi naga melihat tangan Cale mendekat langsung terbang menjauh.

~•~

"Tuan muda, saya baru saja melihat anak tertua dari keluarga Stan"

Hmm ?

"Hans, kau ternyata pintar padahal sebenarnya kau payah"

Cale mulai berkomentar setelah mendengar Hans melapor.

"Hehe, tentu saja, saya setidaknya harus mengetahui sebanyak ini untuk bisa melayani tuan muda Callian"

"Benar-benar?"

Cale seperti harus mempercayai penilaian ayahnya dalam hal ini.

'Batu ini.. lebih jelek daripada yang dipikirkan'

Callian sekarang berada di depan tumpukan batu yang terkenal di kota ini bersama Cale, Hans, Choi Han dan anak-anak.

Cale bersikeras menariknya sambil membawa anak-anak yang kesal karena Hans berbohong pada mereka.

"Batu ini jelek"

"Betapa mengecewakan nyaa"

"Sama sekali tidak indah nyaa"

Balita naga dan anak kucing sekarang kecewa karena batu yang di rumorkan tidak seperti ekspetasinya.

Tap tap

Callian melihat Choi Han dan Cale mendekat pada batu.

'Apa mereka membuat permohonan?'

"..."

Sepertinya Choi Han berharap untuk kembali ke dunianya.

Sementara Cale.. mungkin berharap untuk menjadi ahli pedang?

"Callian-nim"

Pikiran Callian terganggu saat Choi Han memanggilnya.

"Apa kamu tidak membuat permohonan?" - Choi Han

"Aku tidak membuat permohonan" - Callian

"Kenapa?" - Cale

"Karena dengan membuat permohonan akan membuatku semakin berharap"

Bahu Cale tersentak.

"Lebih baik bagiku hidup tanpa ekspetasi yang tinggi"

'Apakah ini yang membuat Callian hidup dalam pengasingan?'

Cale mengingat tentang Callian dulu yang selalu memiliki tatapan yang kosong seperti bosan dengan semuanya.

Cale mulai menyesali karena dulu dia tidak pernah mencari sepupunya setelah ibunya meninggal.

Callian yang melihat perubahan mood Cale yang tiba-tiba ingin bertanya tetapi ada yang menyentuh bahunya.

Tap

"Kamu benar tuan muda Callian~ tidak ada yang namanya mimpi dan harapan di dunia yang kejam ini! saya akan selalu hidup dengan ditemani oleh keimutan kucing-kucing yang imut sambil melayani anda!"

Hans berkomentar dengan mengacungkan jempolnya.

"Berhenti berbicara omong kosong dan pergi lihat sekitar"

"Baik tuan, ayo kucing-kucing lucu"

"..."

"Hans bersenang-senang"

Balita naga yang menggandeng tangan Callian berkomentar.

"Callian-nim"

"Ada apa?"

"Naga itu memasuki kota"

Berbeda dengan Callian, Choi Han yang kuat melaporkan setelah merasakan kehadiran naga hitam.

"Begitukah ? Tetap abaikan dia"

"Aku dengar ada Bazaar di kota, karena kita sudah disini ayo mampir sebentar"

Cale yang terdiam cukup lama akhirnya berkomentar.

"Bazaar?"

Callian menghela nafas saat melihat bayi naga yang tertarik.

"Ayo"

Mereka melangkah pergi, balita naga yang masih menggenggam tangan Callian sedikit melirik kebelakang dan melambaikan tangan pada udara kosong.

Naga hitam yang diam-diam mengikuti menapakkan kakinya di atas pasir.

To be continue..

Callian mempunyai soft spot untuk bayi naga.

Cale sepertinya banyak pikiran.

Bagaimana pendapat kalian Cale berlatih pedang?

Guru Choi Han sangat serius

Tolong like dan komen biar aku tau pendapat kalian!

The Novel's Extra Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang