73. Menuju laut (2)

712 148 10
                                    

Satu minggu kemudian. Di plaza glory.

Callian kini berjalan bersama Cale menuju tempat yang di sediakan istana dengan pakaian yang tampak mewah.

Hari ini Callian dan beberapa bangsawan di undang kembali untuk perayaan pemberian mendali dan penghormatan untuk mereka yang meninggal.

Wah!
Wah!

Callian sama sekali tidak menyukai tatapan orang-orang di sekitarnya.

"Tuan muda perisai perak!"

Ugh

Callian merinding seketika.

'ada apa dengan panggilan yang memalukan ini?'

"Tolong lihat kesini! Tuan muda perisai perak!!"

Callian sangat kesal.

Dia tidak ingin perhatian tertuju padanya, jadi dia berjalan dibelakang Cale yang lebih tinggi darinya.

"Apa yang kamu lakukan?"

Cale melirik Callian yang mundur kebelakangnya.

"Bersembunyi"

"..."

"Haaa..."

Sekarang Callian menatap punggung Cale yang menghalangi pemandangan orang-orang dia merasa lebih baik.

"Ehem- tuan muda Callian, kamu tidak perlu malu dan bersembunyi di belakang tuan muda Cale"

"..."

"Anda juga menerima julukan yang keren, orang keren seperti tuan muda harus berjalan dengan bangga di depan"

'Sialan, itu julukan yang mengerikan, aku tidak ingin mendengarnya lagi'

Callian tetap mengabaikan Hilsman yang bertugas untuk menjadi ksatria mereka hari ini.

"Bisakah kau diam?"

"Ehem- maaf tuan muda Cale"

Cale bisa merasakan Callian sedang tidak nyaman setelah turun dari kereta.

Cale yakin anak ini tidak menyukai keramaian apalagi perhatian seperti ini.

Callian akhir-akhir ini sangat terkenal sejak insiden pengeboman. Jadi banyak yang ingin mengetahui tentangnya.

Callian tampak terlihat tidak tenang saat banyak tamu yang bergilir dan surat undangan yang datang saat dia berada di istana, tapi teratasi sejak mereka kembali ke kediaman mereka di ibukota.

"Ah- Tuan muda"

Penjaga yang menjaga pintu masuk menyapa mereka.

"Apa aku perlu mengidentifikasi identitas kami?"

Callian yang berada di belakang Cale sekarang mengintip ke arah penjaga.

"Silahkan masuk tuan muda Cale dan tuan muda Callian"

"Bagus, terima kasih"

"Bekerjalah dengan baik"

Mereka berkomentar sambil melewati gerbang. Tanpa di sadari mereka di pandang dengan kagum oleh para penjaga.

"Cale disini!"

"Hyung-nim, kamu sudah disini lebih awal"

Banyak rumor yang beredar tentang Callian sepupu Cale Henituse yang menolak mendali dan memutuskan untuk memberikan mendali kepada orang lain.

Juga menyempatkan diri dengan tubuh yang masih dalam pemulihan ke upacara kali ini.

"Hari ini begitu cerah, hari yang pas untuk menghormati yang telah meninggal"

"... Itu mungkin karena anda, tuan muda Callian"

Hari yang cerah dengan Callian yang biasanya menggunakan pakaian hitam, tapi hari ini menggunakan pakaian yang lebih mewah dan cerah membuat rambut merah sebahunya semakin cerah.

"Aku?"

'apa maksudnya?'

Yang lainnya hanya menatap Callian sambil tersenyum bahkan Cale menatapnya dengan wajah bangga.

'Aku memilihkan baju yang bagus untuknya'

Cale tidak bisa membiarkan Callian berpenampilan buruk saat di depan banyak orang.

Jadi Cale segera mengatur pakaian Callian saat melihat dia menggunakan kemeja hitam sebelum datang kemari.

"Nona Amiru, apakah anda akan kembali hari ini?"

Callian dengan cepat mengubah topik pada suasana yang canggung ini.

"Benar, kalau begitu, sampai bertemu di wilayah Ubar"

Rencana investasi pembuatan pangkalan angkatan laut telah disetujui oleh putra mahkota, hanya menunggu waktu agar bangsawan yang lain mengetahuinya.

"Ya, saya tidak sabar melihat laut" - Callian

"Pemulihan sangat baik pada udara segar" - Gilbert

Cale melirik tajam kearah Gilbert yang ikut memasuki percakapan.

Cale punya perasaan Gilbert akan memulainya lagi.

"Saya akan mengingatnya tuan muda Gilbert" - Callian

"Panggil saya Hyung" - Gilbert

'Benar, ini dia'

Alis Cale berkedut.

"Kamu tidak bisa tuan muda Gilbert, saya hyungnya"

"Tuan muda Callian bisa memanggil saya hyung bukan?"

"Tidak, saya satu-satunya hyungnya "

Seketika Callian bisa melihat listrik diantara mata mereka.

"..."

'...Apa yang mereka lakukan?'

Tidak bisakah kalian duduk dengan tenang?

- Calli hanya punyaku

- "Manusia hanya punyaku"

'... apa yang naga ini bicarakan?'

Sekarang Callian bisa mendengar suara anak-anak naga di kepalanya.

Selama upacara berlangsung dengan damai segalanya berjalan lancar jika mengabaikan pertengkaran kecil di depan Callian, untungnya pertengkaran ini tidak di sadari oleh orang lain.

Tapi, ini sangat berisik untuk Callian.

Jadi, Callian sekarang hanya mempunyai satu pemikiran.

'... Tidak bisakah kalian diam?'

To be continue..

Tolong like dan komen biar aku tau pendapat kalian!

The Novel's Extra Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang