90. Barang gratis (2)

516 62 6
                                    

Sebagai penyihir akan sangat mudah untuk menggunakan alat komunikasi.

Tapi Callian masih tidak ingin banyak orang tau bahwa dia bisa menggunakan sihir, jadi salah satu pilihan adalah menggunakan jasa penyihir di kediaman Henituse.

- 'Manusia!aku tidak tau mengapa tapi aku merasa kasihan pada putra mahkota'

- 'Aku tidak tau apa yang kamu bicarakan'

Callian dengan senang hati mengabaikan perasaan kacau naga hitam dan membuka pintu di depannya langsung menuju ke sofa di seberang Cale duduki.

"Kenapa kamu di sini?tidak, aku ganti pertanyaanku. Apa yang kamu lakukan kali ini?"

Cale yang melihat wajah cerah Callian mau tidak mau dia merasa Callian telah melakukan sesuatu.

"Apa yang kamu bicarakan Hyung?"

Callian dengan tidak tau malu menjawab dengan senyum ramahnya.

".. Ryung apa kamu tidak ingin berbagi hal menarik untukku juga?"

Merasa tidak ada gunanya berbicara dengan Callian, Cale beralih ke Ryung yang bersama Callian sedari tadi.

"Ya, Calli mengirim pesan pada putra mahkota"

"Apakah begitu? Terima kasih Ryung"

Cale tersenyum puas sebelum menatap Callian dengan mengerutkan keningnya.

"Apa ini ada hubungannya dengan Toonka?"

"Hyung kamu sangat pandai dalam menebak"

Cale hanya menebak karena mengingat kejadian saat di laut malam dengan Toonka, tapi setelah melihat Callian yang tersenyum licik atas pertanyaannya..

"Aku merasa kasihan pada putra mahkota"

Cale mengatakan perasaan jujurnya untuk putra mahkota.

.
.
.

Di tempat lain..

'Kenapa aku merasa merinding?'

Sang putra mahkota yang sedang sibuk dengan tumpukan dokumen di atas mejanya tiba-tiba merasa sesuatu yang buruk akan terjadi.

.
.
.

Besok paginya kelompok kecil Callian pergi ke desa Harris, lebih tepatnya ke hutan kegelapan.

Callian melihat ke sampingnya, dia melihat Cale dengan kerutan yang besar di dahinya.

Callian tau dari novel the birth of hero Cale membenci desa Harris, itu juga adalah alasan mengapa dia di pukul hingga menjadi bubur.

Saat membaca novelnya, tidak di jelaskan mengapa Cale sangat membenci desa Harris yang dengan tragis di hancurkan oleh organisasi rahasia.

Tapi di luar dari novel yang dia baca, Callian juga mengetahui alasan di baliknya.

'Karena aku juga merasa hal yang sama'

Penyebab meninggalnya Drew, ibunya Cale ada di sini.

'Tapi berbeda dengan Cale, aku tidak memiliki kebencian terhadap desa ini'

Callian menepuk pundak Cale untuk mengeluarkan apapun yang ada di pikiran sepupunya saat ini.

"Kamu akan menakuti anak-anak"

"Huff, aku tidak tau apa yang kamu bicarakan"

Cale kembali melihat sekeliling sebelum berkomentar.

"Ini sangat hitam"

Bekas kebakaran beberapa bulan yang lalu masih terasa seperti kemarin karena tidak ada yang mengurusnya.

"Hawa api sangat besar di sini"

Penjaga bayaran yang sedari tadi mengikuti mereka dari belakang akhirnya berbicara.

Perempuan cantik berambut coklat yang dikenalkan sebagai 'penjaga bayaran' bersama saudaranya tentu saja Calon ratu paus dan adik laki-lakinya, Witaria dan Paseton yang sedang menyamar dengan sihir naga.

"Dilihat berapa kali pun anda juga cocok dengan rambut coklat"

Cale sekali lagi berkomentar atas maha karya di depannya.

"Wah.. terima kasih tuan muda Cale"

'Henituse dan ketertarikan dalam seni yang kuat'

Callian ingin mempertanyakan apakah semua keluarga Henituse sangat tertarik dengan seni atau itu mengalir pada darah mereka.

To be continue..

Hai gais, asupan untuk kalian yang sudah menunggu update setelah sekian lama.

Thanks for reading!

The Novel's Extra Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang