82. Pertemuan berbahaya (3)

561 102 3
                                    

"Apa yang sedang kamu lakukan?"

Ryung yang mengikuti Callian ke kamar mandi mulai bertanya saat Callian mengambil air laut.

"Membuat penawar"

"Obat?"

Setelah itu Callian mendekati paus yang tidak sadarkan diri.

Callian mengambil lengan duyung itu dan menceburnya ke air laut.

Chhh..

Callian mendengus sedikit setelah melihat kearah anak-anak kucing yang sekarang bersembunyi karena suara mendesis dari lengan mayat duyung.

"Mari kita mulai"

Callian mengambil belati kecil.

"Ugh.."

"Manusia, jauhkan belati itu darinya! Dia akan segera bangun!"

Mata paus itu mulai terbuka.

"Gasp!"

Bersamaan dengan itu Callian menusuk lengan duyung yang telah kembali segar setelah di rendam air laut.

'Bagus'

Darah segar kini mulai mengalir dari tusukan belati, Callian menuangkan darah itu ke bagian luka cakaran duyung.

"Minum"

"..."

.
.

"Aku akan tidur, pergilah diam-diam"

Setelah beberapa percakapan dengan paus yang telah sembuh, Callian meninggalkan paus itu sendiri dan pergi.

Callian tidak membiarkan yang lain mengetahui keberadaan paus itu karena tidak ingin terlibat dalam masalah.

'Selain itu..'

(Aku tidak ingin kehilangan anggota keluargaku lagi)

Callian mengingat isi novel tentang pemikiran raja paus tentang anaknya yang sudah mati kepada Lock.

Calli- tidak, Kim Rok Soo telah merasakan rasa kehilangan keluarganya sekali jadi dia mengerti perasaan itu.

'Kali ini.. di kehidupan ini.. Aku akan melindungi keluargaku saat ini'

Callian mengangkat Ryung yang sekarang dalam polimorifnya dan membawanya untuk tidur.

- 'Bayi harus tidur awal'

- Calli, Ryung bukan bayi, Ryung sudah besar

- "Manusia, aku akan mengawasi paus itu"

Callian tidak perlu khawatir jika dia tidur sekarang dengan orang asing karena ada kucing juga naga hitam disini jika terjadi sesuatu.

.
.

"Paus itu pergi sebelum matahari terbit"

"Dia mengatakan akan datang lagi"

Callian mendapatkan laporan dari anak-anak kucing.

"Tidak ada alasan untuk..."

Callian memikirkan apa yang akan di dapatkannya setelah melempar wortel.

'Ya sudahlah'

.
.

Callian saat ini berada di depan villa bersama Cale karena panggilan darurat dari nona Amiru.

"Jadi?"

Tentu saja Cale yang bertanya untuk meminta penjelasan.

"Kamu akan tau sebentar lagi"

"Apa maksudmu?"

Tidak lama setelah itu mereka mendengar suara teriakan.

"Tuan muda Cale! Tuan muda Callian!"

Itu adalah nona Amiru yang tampak sangat bersemangat.

"Aku kesini lebih awal untuk memberitahu anda berita besar! Apakah kamu tau itu?"

"Aku tidak tau"

Cale dengan tenang menjawab Amiru yang gembira.

'Yang aku tau ini pasti adalah perbuatan Callian'

"Pusaran air! Pusaran air di pulau tengah telah menghilang!"

Cale sekarang menatap Callian.

'benar-benar?'

Callian mengangguk dengan tatapan tabahnya.

"Itu menghilang tanpa jejak dalam semalam!"

Cale yang mendengar berita gembira dari Amiru mau tidak mau berpikir.

'apa yang sebenarnya anak ini lakukan tengah malam di laut?!'

Tentu saja Callian dapat membaca pemikiran Cale yang terlihat sangat jelas mempertanyakan apa yang dilakukannya semalam, tapi Callian berpura-pura tidak tau dan mengabaikan tatapan Cale.

"Betapa mengecewakan.. aku padahal ingin mencoba melompat ke dalam pusaran air itu"

Callian tiba-tiba menangkap kata-kata gila dari seseorang yang pastinya orang gila.

'Sial..'

Itu pasti dia..

Callian terlalu fokus pada orang yang pastinya adalah Toonka dan tidak mendengarkan percakapan antara Cale, Toonka dan Amiru. Jadi..

"Bagaimana dengan tuan muda Callian? Apa anda ingin ikut?"

"Permisi? Ya.."

Callian hanya menyetujui apa yang di ajukan.

"Bagus, kalau begitu kita akan berangkat setelah sarapan"

"..."

'Kemana mereka akan pergi?'

- Calli, dia mengatakan untuk kembali ke pulau tengah untuk patroli bersama yang lain.

Ryung yang sangat pengertian memberi informasi yang dilewatkan Callian.

'Bersama siapa lagi?'

Callian pasti mendengarnya dengan jelas.

Mereka semua berarti itu bersama Toonka yang sekarang menyamar sebagai nelayan bernama Bob.

"Tuan muda kecil, Aku dengar dari nona muda Amiru kalau kamu cukup kuat"

'Ini semakin berbahaya'

Callian merasakan belakang lehernya menjadi dingin setelah melihat senyum gila Toonka.

To be continue..

Tolong like dan komen biar aku tau pendapat kalian!

The Novel's Extra Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang