76. Laut dan paus (1)

663 132 12
                                    

"Ini bau garam!"

"Angin laut nyaa"

Setelah beberapa hari perjalanan akhirnya mereka tiba di wilayah kediaman Ubar.

Cale membuka jendela gerbong agar angin laut bisa masuk.

"Hati-hati, kalian akan jatuh" - Cale

"Cale nyaa, apa air laut itu asin?" - Hong

"Apa ada banyak ikan?" - On

"Ya, air laut itu asin dan banyak ikan di laut" - Cale

Cale mengangkat anak-anak kucing yang semangat karena pertama kali melihat laut.

"Airnya sangat banyak nya" - Hong

"Aku tidak suka air" - On

"Kalau begitu jangan mendekat ke air, pusaran air di wilayah Ubar sangat berbahaya" - Cale

Callian melirik ke arah Cale dan anak-anak kucing. Karena Cale tidak pernah meninggalkan wilayah Henituse selama ini.

'Ini juga seharusnya Cale melihat laut'

Callian bisa melihat wajah Cale yang tampak cerah.

Hmm.. jika dipikirkan lagi ini juga pertama kalinya anak-anak naga melihat laut.

Callian sekarang mengabaikan mereka bertiga yang sedang berbicara dan menatap anak-anak naga yang tampak tertarik pada laut tapi tidak bereaksi bersama yang lain.

"Jadi kamu sudah berhasil memisahkan bom dan gumpalan mana?"

"Manusia aku hebat jadi itu pasti berhasil!"

Naga hitam yang bersantai di kursi sampingnya menepuk lengannya.

"Calli, aku juga membuat satu"

Ryung yang kini pada wujud manusianya duduk di pangkuannya dengan malas.

Callian sekarang memegang dua bola besar gumpalan mana yang akan dijadikan sebagai Bom.

"Kerja bagus, kalian melakukannya dengan baik"

Callian sedikit memuji mereka.

"Sekarang kita bisa membuat bom dengan itu"

Naga hitam sedikit membusungkan dadanya.

"... Permisi? Apa aku baru saja salah dengar?"

Cale yang tidak sengaja mendengar percakapan mereka tiba-tiba menyela.

"Ya, manusia telah mengajarkanku cara membuatnya, aku pasti akan bisa melakukannya"

"Tentu saja kamu pasti bisa. Tunggu, bukan itu. Aku tidak peduli jika benda lain tapi bom?!"

Cale berbicara dengan sangat panik.

"Sangat berisik..."

Callian berkomentar sambil merasa lautan dari luar jendela lebih menarik.

"Kamu akan menjelaskan padaku bukan sepupu?"

Callian sedikit melirik Cale sebelum berkomentar lagi.

"Sungguh merepotkan..."

"Benar-benar, Callian. Aku serius"

Cale sekarang mendekat dan mengguncang bahu Callian kedepan dan kebelakang.

"Ya, ya, aku akan menjelaskan jadi menjauh dariku dan duduklah. Kamu mengganggu Ryung"

Cale dengan cepat mundur setelah melihat kerutan di wajah balita naga itu.

"...Permisi? Apa? Siapa Ryung?"

Sekarang Cale terkejut pada hal yang lain.

"Dongseng!"

'Ada apa dengannya?'

Sekarang bukan hanya Cale yang terkejut tapi juga naga hitam.

"Kenapa kamu tidak pernah memberitahuku kalau kamu punya nama?!"

Naga hitam tampak sangat cemburu dan marah.

"Kamu tidak pernah bertanya"

"..."

"..."

Sekarang naga hitam dan Cale tampak tidak bisa berkata-kata.

Cale berpikir Bayi- bukan, sekarang Ryung semakin mirip dengan Callian.

Callian mengabaikan mereka dan menunjuk bayi naga.

"Perkenalkan dirimu"

"Namaku Ryung Miru, umurku 1 tahun. Calli memberikan namaku beberapa saat yang lalu"

Ryung mengangkat satu jarinya untuk menunjukkan umurnya.

"Ohh!!, itu bagus untukmu Ryung-nim, sekarang kamu tidak akan di panggil bayi lagi"

Cale tersenyum lebar sambil menepuk kepala Ryung dan membuat rambutnya berantakan.

Callian menatap Cale sejenak sebelum menghela nafas.

- Dia berubah

Callian bisa mendengar suara Ryung di kepalanya.

Ryung juga menyadari ini.

Cale telah berubah.

Dia tampak seperti anak remaja yang ekspresif, tapi kepribadian itu cocok untuknya.

_ "Apa yang kalian bicarakan?"

Naga hitam ikut bergabung setelah memperhatikan adanya aliran mana karena telepati Ryung.

- 'Perubahan yang baik'

- "Apa maksudmu? Siapa yang berubah? Aku penasaran!"

"Jadi? Kamu tidak akan menjawab? Kamu tidak bisa mengalihkan pembicaraan"

Cale yang menunggu jawaban dari pertanyaan tentang bom dikini semakin tidak sabar.

'Tapi sisi ini sangat merepotkan'

Haaa..

- "Manusia ayo jawab aku!"

Juga naga hitam yang penasaran juga sangat berisik.

"Tidak, aku akan tidur"

"Callian! Jangan tidur sekarang, kita akan sampai di wilayah Ubar dalam beberapa saat. Apa yang akan kamu lakukan dengan bom itu?Calliaaaan jawab aku, aku penasaran."

Callian merasa Dejavu yang akrab segera menatap antara Cale dan naga hitam.

To be continue..

Tolong like dan komen biar aku tau pendapat kalian!

The Novel's Extra Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang