08

401 57 2
                                    

Hal pertama yang Sebin rasakan saat bangun pagi di tempat tinggal barunya adalah sepi. Anehnya itu adalah jenis sepi yang ia sukai.

Ia bangun dengan senyum di wajah, juga dengan hati yang jauh lebih lega.

Terduduk, ia memutuskan untuk melamun sejenak sebelum mandi. Ini adalah hari pertama ia berangkat kerja  dari apartemen barunya. Apartemen yang bisa dibilang cukup mahal sebenarnya untuk kantongnya, tapi tak apa. Ia sudah suka dan tak ingin mencari yang lainnya. Mungkin setelah ini Sebin harus lebih berhemat lagi.

Selesai mandi, satu kejutan pertamanya adalah tak ada sarapan yang tersedia di meja makan. Ia mendesah, lalu berjalan ke arah lemari pendingin. Ada roti sisa semalam dan juga susu. Dihangatkan saja, setidaknya perut Sebin tidak terlalu kosong saat bekerja.

Ia bisa membeli sesuatu di perjalanan nanti.

Meraih ponselnya ia berniat untuk menghubungi Jaehan, namun bukannya diangkat, sahabatnya itu malah mengiriminya pesan.

Aku sudah berangkat.

Padahal Sebin sudah berniat mau menjemput, tapi sepertinya Jaehan masih merajuk padanya.

Hela berat keluar dari bibirnya, ia berharap Jaehan bisa mengambil keputusan seperti dirinya. Walau tak mudah tentunya, karena dibandingkan dirinya, keluarga Jaehan jauh lebih protektif dan kolot luar biasa.

Selesai sarapan, Sebin berangkat. Namun, saat ia keluar ada seseorang tak terduga yang keluar dari unit di sebelahnya.

"Yechan-ah?"

Ya, pria itu. Shin Yechan, si anak baru.

"Oh, Sebin hyung? Kau tinggal di sini juga?"

Kebetulan yang luar biasa, Sebin bahkan tak tahu bagaimana harus menanggapinya. Yang lebih penting adalah bagaimana reaksi Jaehan ya saat tahu soal ini?

Sebin tersenyum, manis seperti biasa, "Yechan-ah, boleh aku menumpang?"

**

Triangle✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang