14

401 59 5
                                    

Malam itu Yechan menepati janji. Tak ada Hyuk, tak ada Sebin, hanya ada mereka berdua di perjalanan pulang kali ini.

Jaehan tampak senang, tapi juga penuh kegugupan. Sebenarnya pikirannya pun cukup bercabang. Salah satunya adalah karena ia yang tak jujur pada Sebin.

Ia menolak pulang bersama dengan alasan yang pasti sulit untuk dipercaya.

"Aku tidak mau merepotkanmu. Sekarang kau harus memutar sedikit lebih jauh hanya untuk mengantarku."

Lagipula sejak kapan ia merasa sungkan? Ini kan Sebin yang ia bicarakan.

Meski begitu, sahabatnya itu tak banyak bertanya dan hanya mengangguk saja. Sebin pulang lebih dulu, disusul Hyuk setelah itu.

Jaehan tak tahu ada apa di antara mereka, tapi tampaknya cukup akrab juga.

Setelah sepi, Yechan datang menghampiri. Awalnya ia ragu, takut ada yang melihat karena pasti akan jadi bahan pembicaraan jika dekat dengan teman sepekerjaan. Tapi, seperti biasa, Yechan menenangkannya.

Kini, di sinilah ia berada. Di dalam mobil Yechan dengan beberapa lagu yang menjadi pengiringnya.

Obrolan mereka terdengar ringan. Hanya masalah-masalah sepele dan menertawakan sesuatu yang lucu di kantor tadi.

Sampai tiba di rumah, Jaehan pun pulang dengan senyum lebar. Selain karena diantar sampai depan rumah, Yechan pun mengantar pulang setelah perut Jaehan kenyang.

Berharap akan ada lain kali, tapi Jaehan malu untuk mengatakan lebih dulu.

Lagi-lagi, entah memang peka, atau punya indera yang lebih dari orang biasa, Yechan memanggilnya tepat sebelum pintu di depannya terbuka.

"Aku akan menjemputmu besok."

Jaehan berbalik, cukup lama sampai ia mengangguk. Tanpa kata, tapi matanya jelas lebih berbinar dari sebelumnya. Jika Yechan bisa melihat mungkin akan ada banyak bunga di sekitar Jaehan.

"Jaehan hyung?"

"Hm?"

Yechan menggeleng, lalu tersenyum, "Tidak. Tidak apa-apa, masuklah."

Seperti anak kecil, Jaehan menurut. Bukan apa-apa, Jaehan hanya ingin segera masuk dan melompat senang tanpa harus malu karena dilihat oleh Yechan.

"Ada apa denganmu?"

Sayangnya bukan Yechan, melainkan Nuna-nya yang melihat tingkah anehnya itu.

"Tidak apa-apa. Aku masuk ke kamar dulu. Selamat malam, Nuna ..."

Tak ingin banyak ditanya, Jaehan langsung melesat masuk ke dalam kamarnya di lantai dua.







Triangle✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang