39

356 48 13
                                    

Tertukar.

Biasanya pagi-pagi, karyawan di lantai itu akan mendengar Jaehan dan Sebin yang terus berkelakar.

Tapi hari ini, alih-alih mendapati si kembar,  mereka justru melihat pemandangan lucu dari Sebin dan si anak baru.

"Sejak kapan mereka dekat?"

"Mungkin sejak Sebin dan Jaehan bertengkar."

Segelintir celetukan yang Hyuk dan Sebin dengar. Namun, tak terlalu mereka pikirkan. Menanggapi pun rasanya enggan.

Karena bangku Sebin dan Hyuk cukup jauh, akhirnya mereka berpisah untuk sementara waktu. Hyuk sendiri sudah mengajak Sebin untuk makan siang bersama nanti. Berharapnya hanya berdua, tapi Hyuk tak yakin Jaehan akan membiarkannya.

Lima belas menit berlalu, barulah muncul Jaehan yang memang sedang dibicarakan.  Kali ini tak hanya soal Sebin, tapi Jaehan pun menjadi bahan obrolan karena pertengkaran keduanya tempo hari sekaligus ia yang berangkat bersama Yechan pagi ini.

"Jaehan dan anak bos juga terlihat dekat, apa mereka bertukar sahabat sekarang?"

Jika Sebin cenderung tak peduli, Jaehan sedikit berbeda di sini.

Ia adalah tipe pemikir. Kata-kata kecil saja sudah dimasukkannya ke dalam hati. Kali ini bukan tidak mungkin jika Jaehan begitu lagi.

Yechan menepuk bahunya, mengatakan sesuatu yang dibalas dengan anggukan oleh Jaehan.  Mungkin mengajak makan siang bersama seperti yang Hyuk lakukan pada Sebin sebelumnya, atau bisa saja hanya meminta agar Jaehan menutup telinga dari pembicaraan yang tak penting di sekitarnya.

Setibanya di meja, Yechan langsung diberondongi beberapa pertanyaan oleh Hyuk yang sudah sangat penasaran  dengan apa yang terjadi di apartemen Sebin tadi malam.

"Hal yang terjadi malam tadi, apa kau tahu penyebabnya?" tanya Hyuk yang memang sudah menahan diri untuk mengetahui. Namun, sahabatnya itu tak kunjung memberi. Yechan malah terdiam seolah ingin menghindar.

"Yechan-"

"Kevin."

Jawaban singkat dari Yechan membuat Hyuk bertanya lagi, "Kevin hyung? Apa hubungan Kevin hyung dengan Sebin?"

"Dia tidak mengatakan apapun padamu?"

Hyuk terlihat menggelengkan kepala. Ekspresinya menunjukkan bahwa ia sungguhan tidak tahu. Jelas saja, Hyuk juga tak membahas apapun soal itu.

"Sebin ikut andil dalam kematian hyungku, Hyuk."

Dingin nada Yechan sungguh terasa.

Yechan sendiri menyadari bahwa itu tak seperti dirinya yang biasa, tapi ia hanya tak bisa mengontrol rasa sakitnya.

Ia hanya butuh seseorang untuk disalahkan, sementara  ia tak bisa melakukannya pada Jaehan.

Menarik napas panjang, Yechan menoleh ke arah Hyuk, "Mian, Hyuk. Aku tahu kau menyukai Sebin, dan mungkin aku akan memaafkan, tapi sebenarnya aku belum benar-benar bisa melupakan. Untuk sementara waktu bisakah kita tak membicarakan ini dulu?"

Begitu selesai mengatakan itu, Yechan segera memalingkan muka, dan kembali bekerja. Bahkan meski misinya sudah terlaksana, ia tak berniat untuk meninggalkan pekerjaannya. Selain karena ia memang suka, Yechan juga tak ingin membiarkan Jaehan lepas dari pandangannya.

Untuk Hyuk, Yechan akan membebaskannya. Lagi pula, ibunya sudah tahu jika mereka berdua hanya ingin mencoba hal baru di tempat itu.

"Aku mengerti. Jangan terlalu terbebani. Perasaanku padanya dan persahabatan kita adalah dua hal yang berbeda. Kau tetap temanku, meski aku mencintainya. Jika dia bersalah, aku juga tidak akan tutup mata atas fakta yang ada."

Yechan tersenyum, dalam hati berterima kasih dengan tulus.

"Kalian sudah resmi berkencan sekarang?" tanya Yechan yang dihadiahi dengan gelengan. Jawaban Hyuk tak mungkin juga berubah dalam semalam. Terlebih kondisi Sebin yang tak memungkinkan. Yechan paham, ia mungkin bertanya hanya untuk mengalihkan pembicaraan saja sebenarnya.

"Haruskah aku menyerah saja?"

Tawa Yechan menggema, cukup menarik perhatian sekitarnya. Akan tetapi, tak ada yang cukup berani untuk menegur anak dari seorang petinggi.  Lagi pula, tawa Yechan enak didengar. Banyak yang menikmati daripada yang terganggu dengan ini.

Tak terkecuali Jaehan yang sudah menoleh, penasaran mengapa kekasihnya tertawa begitu lepas, sementara bukan dia yang menjadi alasannya.

Seandainya Yechan tahu isi pikiran Jaehan saat ini ...

"Kata menyerah dan prinsip seorang Yang Hyuk, bukankah itu sangat bertolak belakang?"

Kekehan Hyuk terdengar. Yechan sangat mengerti dirinya.

"Kau benar, tapi dia terus menarik ulur perasaanku."

"Dia sudah mengajakmu ke rumahnya, bertemu ayah dan ibunya, bahkan mengajakmu tinggal bersama. Malam tadi pun kau berjaga di sisinya, bukankah aneh jika dia tak memiliki sedikitpun rasa?"

Kata-kata Yechan memang masuk akal baginya, tapi Hyuk tetap cemberut. 

"Jangan terlalu kecewa, masih banyak kesempatan yang akan datang. Saat itu tiba, pastikan dia tak bisa memberi alasan ataupun penolakan. Jika masih tak mau juga, ikat saja agar dia tak bisa lari kemana-mana, buat dia tak memiliki siapapun selain dirimu yang menjadi satu-satunya harapan yang ia punya."

Terkadang, Yechan bisa terdengar sangat mengerikan.

"Lalu, bagaimana denganmu?" Hyuk mengubah topik pembicaraan.

"Hm?"

"Ibumu. Kau tidak khawatir dengan  hubunganmu dengan Jaehan jika ibumu tahu? Kudengar juga keluarga Jaehan hampir sama kolotnya dengan keluargamu."

Yechan tak menyangkal, ia mengangguk setuju. Walau agak berbeda juga sebenarnya. Karena dari apa yang ia tahu, keluarga Jaehan sangat erat dengan tradisi perjodohan, sementara keluarganya cukup ketat jika sudah berbicara soal kasta.

Meski bukan keluarga raja atau bangsawan di Korea, Yechan jelas berada di kelas kedua. Tak banyak yang tahu, Yechan bahkan merasa malu dengan fakta itu.

Jaehan juga bukan seseorang dari kalangan bawah, tapi tak bisa juga dibilang setara. Yechan benar-benar benci mengingat betapa rumit hidup di antara orang-orang yang selalu menganggap diri mereka istimewa. Merasa lebih spesial dari manusia lainnya.

"Soal itu, aku akan memikirkannya nanti. Untuk saat ini aku hanya ingin bersamanya. Itu saja."

Berkencan seperti pasangan pada umumnya, menghabiskan waktu bersama, tanpa ada kekhawatiran maupun kegelisahan yang mengganjal di hati mereka.

Walau mustahil, Yechan akan berusaha.





Triangle✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang