84

301 36 4
                                    


🔞




Jaehan pulang sore itu dengan hati yang begitu tenang. Rautnya senang, pembawaannya pun riang.

Yechan yang menunggu seharian pun keheranan.

"Hyung, kau tampak bahagia, apa ada kabar baik?" Ia bahkan tak sempat bertanya dari mana saja Jaehan yang tak mau mengatakan saat ia bertanya lewat pesan singkat.

Kedua ujung bibir Jaehan masih melengkung naik, dengan ceria pria itu mengambil tempat dan meringkuk nyaman dalam dekapan Yechan.

Lengannya melingkari perut yang lebih muda, mendongak, dan memanggil nama Yechan dengan lembutnya. "Yechanie ..."

Satu kecupan menyusul saat Yechan menunduk.

Hanya sebuah ciuman kupu-kupu, meski Yechan tak ingin berhenti sampai di situ.

Jaehan dengan suasana hati yang bagus tak menolak, bahkan berinisiatif mengulum bibir bawah Yechan lebih dulu.

Tanpa diminta bibirnya terbuka, membiarkan Yechan memasukkan lidahnya.

Jaehan mengeluarkan desahan merdu saat yang lebih muda meletakkan tangan dingin di atas pahanya yang terbuka. Usapan pelan di tengah-tengah ciuman yang memabukkan.

Jaehan dengan celana pendeknya adalah yang paling Yechan suka.

Sementara bibir masih saling memagut, lidah pun saling bertaut, tangan Yechan sibuk memanjakan titik-titik sensitif yang membuat Jaehan hampir berlutut.

Dengan tak sabaran ia naik ke pangkuan dan melepas satu persatu kancing kemeja yang sore itu Yechan kenakan.

Memiringkan kepala, Yechan keheranan penuh tanya dalam benaknya.

Biasanya Jaehan begitu pemalu. Salah tingkah, dan sulit jika diminta untuk memulai lebih dulu.

Namun, kali ini Yechan bisa merasakan perasaan menggebu dari pria itu.

"Hyung ..."

Jaehan dengan wajah memerah dan mata yang menatapnya sayu, "Yechanie ..."

Jaehan mengatakan bahwa ia hanya merasa rindu.

Pria itu meraih tangan Yechan, mengulum jemari panjang itu hingga basah dengan penuh desah.

Tatapan Yechan semakin dalam. Tangannya yang menganggur semakin kurang ajar, tak bisa ia kendalikan.

Melihat Jaehan tak bisa mengontrol suaranya, menjadi kesenangan tersendiri untuk Yechan saat ini.

Menikmati betapa cantik pria yang tengah memejamkan mata di hadapannya, Yechan pun mengesampingkan kebingungan dan memberikan apa yang paling Jaehan inginkan.

Mendekat dan mencium telinga Jaehan sebagai ganti, Yechan bertanya dengan hati-hati, "Hyung ingin ke kamar?"

Jaehan menggeleng.

Yechan memahami, tak ingin bertanya lagi. Biarlah sofa dan karpetnya kotor. Untuk Jaehan, Yechan tidak keberatan. Lagi pula, bukan dirinya yang akan membersihkan.

"Hyung ingin melakukannya sendiri?"

Melepaskan kulumannya, Jaehan menanggalkan semua kain yang masih menghalangi bertemunya kulit mereka. Yechan pun menurut saja. Kali ini, ia akan mengalah dan menjadi pihak pasif.  Menyenangkan melihat Jaehan yang begini aktif.

Jaehan bersandar, mencium ujung bibirnya, dan mengarahkan jarinya yang sudah penuh dengan pelumas alami ke titik yang paling menginginkan dirinya saat ini.

Yechan tersenyum dan berbisik tepat di telinga Jaehan yang sudah berubah merah, "Hyung, kau sangat cantik."

Tapi, Jaehan tak bisa menjawab lagi.

Di ruang tamu sore itu tak ada suara selain erangan dan teriakan kenikmatan. Nama Yechan tak henti-hentinya keluar dari bibir Jaehan, begitu pun sebaliknya.

Seakan baru pertama mereka melakukannya, seolah perasaan baru tumbuh di antara keduanya.

Walau Yechan tetap tak menyerah, dan berniat untuk mencari tahu ke mana Jaehan pergi hari ini, dan apa yang sebenarnya terjadi.



Walau Yechan tetap tak menyerah, dan berniat untuk mencari tahu ke mana Jaehan pergi hari ini, dan apa yang sebenarnya terjadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Triangle✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang