Pesta Pandawa Squad nyaris saja berantakan kalau Randu tak datang tepat waktu. Tiga chef berkawan itu gesit mengolah bahan makanan yang baru tiba, sementara yang lain mulai menata makanan yang telah siap dihidangkan di area utama pesta di bawah pengawasan Mahira.
Pukul delapan malam acara sudah dimulai. DJ berpostur tambun itu, Mike, tak perlu diberikan perintah lagi sudah sejak tadi memainkan alat-alat musiknya. Pandawa Squad dan teman-teman wanitanya hanyut dalam suasana. Dari kejauhan Mahira memerhatikan jalannya pesta, memastikan kalau tak ada satu hal pun yang terlewat.
"Tampaknya semua berjalan dengan lancar." Andra berkaca pinggang di samping Mahira. Wajahnya tampak kepayahan. "Atau ada yang kurang?"
Mahira menopang dagu. Berpikir dengan hati-hati. Jika diperhatikan, Pandawa Squad dan teman-temannya tampak menikmati pesta yang sedang berlangsung. Makanan yang tersaji di meja juga tampaknya sudah mereka cicipi beberapa kali. Tak ada yang protes. Semua berseru riang, berteriak, bernyanyi, tampak tak ada masalah apa pun.
"Aku akan ajak staf lain untuk makan sekarang. Sebagian lagi bisa berjaga di sini kalau-kalau mereka membutuhkan sesuatu." Andra mencopot topi chefnya dengan napas lega. "Ayo, Hira! Kita makan di Restoran saja."
"Aku akan berjaga di sini. Kalau kalian sudah selesai, baru kita gantian."
"Kamu dari tadi belum makan apapun, Hira. Dari tadi siang!"
"Duluan saja. Nanti aku menyusul."
Karena Mahira bersikeras, Andra pun akhirnya mengalah. Ia mengajak beberapa staf lain untuk menyantap makanan terlebih dahulu dengannya. Selepas makan, Andra cepat-cepat kembali ke tempat acara. Disambut oleh pemandangan mencengangkan matanya.
Bagaimana tidak?
Mahira berada di tengah-tengah acara. Ia tengah dikerumuni Arjuna dan teman wanita anak-anak Pandawa Squad.
"Hey!" Andra tak sabaran untuk mencari tahu. Ia berjalan cepat menuju tempat Mahira berada dan mendapati perempuan itu tengah menangis terisak. Kerudung yang menutupi kepalanya terlepas dan kini berada di tangan Arjuna.
"Kau!"
Gerakan cepat Andra tak dapat dihalau siapa pun. Satu tinju mendarat di muka Arjuna hingga lelaki itu tersungkur ke tanah. Serangan lainnya secara beruntun menyerangnya. Andra tak memberikan Arjuna sedetik pun waktu untuk membela diri.
Sayang, Arjuna juga tak begitu saja membiarkan dirinya jadi bulan-bulanan. Ia berhasil mencuri kesempatan untuk membalas. Andra berada dalam kuasanya. Beberapa kali pukulan balasan berhasil Arjuna layangkan tepat di perut lelaki itu.
Dua lelaki tersebut saling menyerang. Tak ada yang mau mengalah apalagi sampai dikalahkan. Andra kalap. Tanpa perlu mendapat penjelasan dari siapa pun, ia sudah bisa menebak apa yang sudah terjadi pada Mahira tadi.
"Lo berani sentuh pacar gue!" teriak Andra yang diakhiri satu pukulan untuk Arjuna. Sayangnya, pukulan itu meleset. "Kurang ajar!
Arjuna terkekeh. Tampak senang menjadi bulan-bulanan kemarahan Andra. "Kenapa emang? Gak boleh gue sentuh cewek lo? Lo sendiri dulu berani sentuh cewek gue, Andra. Lo lupa?"
Rahang Andra mengeras mendengar perkataan itu. Bukan dia saja, Mahira yang tertunduk dalam isak seketika mendongak dengan wajah tercengang.
"Mahira tak ada hubungannya dengan urusan kita, Arjuna!"
"Tentu saja ada hubungannya. Karena dia cewek lo! Seperti yang pernah lo lakuin ke cewek gue. Gue juga pengen dong tahu rasanya nyentuh cewek lo."
"Sialan!"
Andra sudah tak bisa menahan diri untuk menutup mulut lawannya yang tengah tergelak keras. Ia langsung mencengkram kerah baju Arjuna hingga mendorongnya sampai tersungkur ke tanah. Andra dengan sigap mengunci tubuh Arjuna di bawah kuasanya. Satu dua pukulan tak lupa ia layangkan. Sampai-sampai Arjuna tak berkutik untuk melawan.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You, Chef
RomantikMahira harus merelakan kekasihnya, Galang, menikah dengan kakaknya sendiri, Zahra. Tepat di hari pernikahan itu, Andrameda yang merupakan mantan kekasih Zahra membuat gaduh acara tersebut. Selain mengungkap perselingkuhan kedua mempelai, Andrameda...