Randu berlari terengah-engah menuju dermaga. Pak Supri dari dek kapal melambaikan tangan sambil memanggil namanya lantang. Ketika Randu hendak melangkah mendekati kapal kembali setelah dirasa napasnya berjalan normal lagi, Citra tiba-tiba muncul di depannya.
"Mau ke mana sore-sore begini, Mas Randu?" Citra melipat dua tangan di dadanya. Kepalanya miring hingga membuat rambut sebahunya terurai ke satu sisi. "Kok lari-lari? Habis dikejar apaan?"
Randu menggeleng. Menelan salivanya dalam-dalam. Napasnya masih terengah-engah. "Aku mau ke luar pulau dulu buat nyari beberapa bahan makanan."
"Jam segini?" Citra melirik jam di tangannya sekilas.
"Ya. Untuk acara party tamu pertama kita."
"Oh ... yang baru pada dateng itu, yah?" Citra menerka-nerka. Karena tugasnya, ia jadi tahu siapa yang datang dan pergi dari pulau ini. "Orang-orang rusuh!"
Randu tersenyum kecil. "Rusuh gimana?"
"Berisik! Apalagi cewek-ceweknya. Cekikikan gak jelas kayak kuntilanak!" Citra menggelengkan kepala beberapa kali. "Temen-temennya Mas Yudistira kan, yah?"
Randu tak punya banyak waktu meladeni pertanyaan Citra. Karena ada hal yang lebih genting saat ini untuk segera ia lakukan. Ia memilih tak lagi menanggapi Citra. Namun lagi-lagi langkahnya terhenti ketika perempuan malah mengikuti langkahnya.
"Mas Randu mau nyari bahan makanan apa emang sampai harus keluar pulau segala di jam segini? Pulang besok berarti?"
"Langsung pulang lagi kok."
"Emang nyari bahan makanan apaan?" Citra sampai mengulangi pertanyaan itu lagi karena Randu belum menjawab dengan jelas.
Secarik kertas kusut terulur dari Randu yang diterima oleh Citra dengan segera. Randu menunjuk beberapa tulisannya, hanya memberitahu apa-apa saja yang hendak ia cari dari sekian banyak daftar bahan makanan di sana. Citra mendengarkan dengan saksama, mengangguk juga sesekali.
"Mau aku bantuin gak Mas untuk dapetin bahan makanan ini biar Mas Randu gak perlu keluar dari pulau?"
Tawaran dari Citra tentu saja begitu menggiurkan bagi Randu. Ia tak bisa untuk tak menerima tawaran ini ketika ia sendiri pun merasa kewalahan padahal belum melakukan apa pun. "Gimana caranya?"
"Tunggu di sini sebentar. Jangan ke mana-mana!" perintah Citra yang kemudian malah lari meninggalkan Randu.
***
Sementara itu di tempat lain. Setelah menemui Andra, Mahira kini disibukkan untuk mengawasi persiapan tempat party. Tepatnya berada di belakang penginapan. Dipesan langsung oleh Yudistira yang ingin mengadakannya di luar ruangan.
Beragam dekorasi lampu-lampu cantik mengkhiasi sekitar area pesta, menjulur dari satu titik ke titik lainnya. Juga ada beberapa lampu berukuran besar di beberapa titik yang menjadi lampu utama penerangan acara pesta nanti. Di salah satu sudut, sudah ada beberapa meja panjang yang nantinya akan digunakan sebagai tempat disajikannya beragam menu makanan dan minuman. Di sudut lain, ada juga sebuah tenda putih terbuka berukuran cukup besar, di mana didalamnya sudah ada beberapa sofa dan bean bag berjejer rapi. Di tengahnya terbentang sebuah karpet yang bisa dijadikan tempat untuk lesehan juga.
Tiba-tiba saja suara keras terdengar. Mahira sampai menutup dua telinganya karena terkejut. Belum selesai keterkejutannya, suara keras yang mulanya memekakkan telinga berubah menjadi dengungan musik ala hip hop. Para staf yang masih bekerja di sana tiba-tiba berseru heboh, bahkan ada yang mulai menggoyangkan tubuhnya mengikuti alunan musik tersebut.
Salah satu dari tamu yang hadir secara dadakan barusan ternyata adalah seorang DJ. Dia begitu semringah menyadari kalau permainan musik yang tengah dimainkannya mendapatkan sambutan positif dari para staf.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You, Chef
RomanceMahira harus merelakan kekasihnya, Galang, menikah dengan kakaknya sendiri, Zahra. Tepat di hari pernikahan itu, Andrameda yang merupakan mantan kekasih Zahra membuat gaduh acara tersebut. Selain mengungkap perselingkuhan kedua mempelai, Andrameda...