“Gimana kalau kita pacaran aja, Dra?” tanya Ayu tiba-tiba. Wanita itu sampai menggamit lengan Andra erat sekali. “Kamu mau, kan? Buat dongkrak acara kamu dengan kepopulerannya aku! Gimana?”
Mata Andra menyipit. “Ngomong apa sih kamu, Yu?”
“Masa kamu gak ngerti sih, Chef. Pacar settingan! Buat naikin nama biar dikenal banyak orang! Kamu gak mau apa acara kamu itu jadi sukses besar? Banyak loh artis yang pake trik kayak gini juga buat dongkrak popularitasnya!”
Bisa dibilang, ini tawaran paling aneh yang pernah Andra dapatkan. Karena biasanya cewek-cewek yang tertarik padanya itu justru mengajaknya jadi pacar sungguhan, bukannya pacar settingan begini. Duh! Ada-ada saja.
“Tapi, aku bukan artis. Aku ini seorang chef.” Andra mencoba menjawab ramah meski cara Ayu mendekatinya membuatnya risi sekali.
“Sama aja! Kamu itu chef yang ngisi sebuah acara. Acara itu butuh pendongkrak biar makin dikenal masyarakat! Biar makin banyak yang nonton! Tentu kamu gak mau Produser Agung rugi dong karena udah jadiin kamu bintang utama acaranya dia?” selorohnya mengompori.
“Pak Agung gak minta tuh!”
“Yah kamu inisitif dong! Bantu buat promosi pake cara ini. Selain dari usaha staf lain promosiin acara ini ke mana-mana, gak ada salahnya kan kalau kamu juga coba ikut bantu promosi?”
Pintu lift terbuka. Dengan cepat Andra langsung melangkahkan kakinya keluar dari tempat itu yang ternyata masih diekori oleh Ayu. Jengkel sih, tapi Andra tetap berusaha bersikap tak acuh saja.
“Gini yah, Dra. Sebuah acara itu akan terus berlanjut kalau sukses dipasaran alias banyak yang nonton. Kalau enggak populer, jangan harap kamu bisa ngisi acara itu lagi bulan depan. Bisa jadi kan pihak produksi memilih untuk menghentikan penayangannya aja ketimbang bikin rugi. Dan lagi ….”
Ayu terus nyerocos panjang lebar mengenai tawarannya yang ingin mengajak Andra jadi pacar settingan. Tentu saja Andra sedikitnya tahu kalau ini hanya sekedar bentuk kerjasama antar rekan kerja, bukan benar-benar jadi pacar sungguhan yang mengikat perasaan satu sama lain. Perempuan itu terus bicara sampai keluar Gedung. Andra bergegas menghampiri mobil yang tepat sekali muncul di depan Gedung. Setengah berlari ia menghampiri.
“Andra! Chef! Andra!”
Andra buru-buru menutup pintu mobil yang baru saja ia masuki. “Jalan, Mu!” katanya sambil berpaling dari jendela kaca di mana di sana ada Ayu tengah menggedor-gedor jendela tersebut.
“Tapi, si Ayu—” Muel tampak terkejut melihat perempuan cantik itu terus memanggil Andra dari luar, sementara artis binaannya ini malah bersikap tak acuh.
“Pengganggu, Mu. Buruan jalan!” desaknya memaksa. “Kita ada pemotretan kan setelah ini? Lo mau kita telat?”
Muel buru-buru mengemudikan mobil. Sesekali melirik kaca spion di samping, ada Ayu yang tampak masih berdiri di tempat yang sama seperti tadi.
“Kenapa dia, Dra? Sampe teriak-teriak manggil lo segala?”
“Biasalah! Namanya juga fans ketemu idolanya,” jawab Andra sekenanya.
Dia tak mau Muel sampai tahu tawaran macam apa yang Ayu tawarkan padanya tadi. Bisa-bisanya cewek nembak cowok duluan! Mau ditaruh di mana harga diri Andra? Meskipun tadi itu cuma tawaran buat jadi pacar settingan, tetap saja Andra malu bukan main kalau sampai harus mengungkap fakta ini.
“Oh … minta tanda tangan?” Muel tampak masih penasaran akan penyebab Ayu seperti tadi. “Minta foto bareng? Baru kali ini gue lihat si Ayu sampe segitunya sama cowok. Beneran ngefans banget dia sama lo? Atau punya dendam kesumat gara-gara lo putusin kakaknya?”
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You, Chef
RomanceMahira harus merelakan kekasihnya, Galang, menikah dengan kakaknya sendiri, Zahra. Tepat di hari pernikahan itu, Andrameda yang merupakan mantan kekasih Zahra membuat gaduh acara tersebut. Selain mengungkap perselingkuhan kedua mempelai, Andrameda...