Disebut menyesal sebenarnya tidak juga. Mahira tahu kalau keputusannya ini bukan hanya demi dirinya, tapi KELUARGA. Ia dan Andra sudah membentuk keluarga baru sekarang, bukan lagi sekedar aku dan kamu. Ini bukan sebagai pengorbanan mungkin, tapi kewajiban yang memang harus Mahira lakukan kapan pun. Entah itu sekarang atau nanti.Dalam genggaman tangan Andra, Mahira memantapkan keputusan yang sempat disesalinya. Kehilangan pekerjaan tak akan sebanding dengan kehilangan orang yang dicintai, bukan?
“Siap?” tanya Andra.
Suaminya itu mengeratkan genggamannya. Mahira yang sudah dibalut gaun merah muda mengangguk tanda setuju. Ketika pintu dibuka, cahaya berkilatan menyambut mereka. Mahira sampai terpejam beberapa saat lamanya karena terkejut. Untung saja Andra menggenggam tangannya dengan sangat erat dan menuntunnya harus berjalan ke sisi mana.
Banyak kamera terarah pada mereka, disertai kilatan cahaya dari beberapa titik. Di antara itu ada banyak orang berkerumun, hanya memusatkan perhatian pada Andra dan Mahira yang kini sedang duduk berdampingan.
“Benar! Kami berdua sudah menikah!” tegas Andra mengatakannya.
Hal yang tak pernah Mahira duga sebelumnya adalah kisah cintanya dengan Andra harus menjadi konsumsi publik seperti ini. Pernikahannya dengan Andra yang dilakukan mendadak seperti bom atom yang ledakannya mengusik penghuni bumi. Semua orang begitu ingin tahu kebenarannya sampai ia dan Andra dituntut melakukan klarifikasi segala macam artis papan atas saja.
Rupanya klarifikasi yang dibuatnya dengan Andra bukanlah akhir dari segala permasalahannya. Banyak gosip aneh lagi mulai bermunculan setelah Mahira digosipkan hamil duluan, Andra yang hanyalah chef miskin karena tak mampu mengadakan sebuah acara resepsi pernikahan mewah, hubungan mereka yang tak direstui oleh keluarga, sampai rumor tentang Mahira yang keguguran.
“Bener-bener deh mereka ini! Kok bisa sih Dra mikirnya jauh begini! Apa perlu aku kasih tahu mereka kalau pas kita nikah itu, aku lagi datang bulan?”
Mahira jengkel sekali. Klarifikasi sudah dibuat, meski ia tadinya menolak keras untuk menampakkan wajah di depan publik, rupanya gagal total. Sepanjang perjalanan pulang Mahira sibuk bergerilya di media sosial mencari tahu tentang perkembangan gosip dirinya dan Andra. Sementara itu, Andra fokus menyetir.
“Gak usah! Capek juga ngeladenin mereka, Ra. Antepin aja deh!” Andra menanggapi enteng. Lama kelamaan ia jadi terbiasa juga rupanya dengan perubahan situasi.
Dulu, ia hanya digandrungi kaum hawa saja. Sekarang, ia menjadi pusat perhatian hampir semua orang. Terutama para wartawan tentunya.
“Terus gimana dong aku nanti kalau nyari kerjaan? Gak bakal jadi masalah ke depannya?”
“Nyari kerjaan?” Andra benar-benar tak mengira kalau Mahira masih memikirkan hal ini. “Ya ampun, Hira. Belum juga sehari resign. Kamu gak mau apa nikmati masa-masa kamu jadi pengangguran dulu? Ada yang nafkahin ini kok!”
“Gak bisa, Andra. Aku bisa stress kalau gak ngelakuin apa-apa!”
“Cewek itu kebanyakan pengennya diem di rumah, duduk santai, nunggu suami pulang kerja, belanja, ngemall, atau senang-senang dengan aktivitas lain. Lah, kamu? Kerja? Kamu malah pengen capek-capekan kerja? Dasar cewek gila kerja!” olok Andra.
“Itu kamu tahu! Aku bukan cewek yang bisa tenang cuma diem doang, Andra. Aku harus melakukan sesuatu!”
“Ngepel, nyapu, nyuci, pekerjaan kamu udah banyak, Hira.” Andra mengingatkan tugas rumah yang satu ini. Kecuali memasak tentunya.
“Ngebosenin! Kita sewa pembantu rumah tangga aja, Dra.” Enteng sekali Mahira menanggapi demikian.
Andra melirik sinis pada istrinya. “Durhaka kamu yah, Ra! Itu kewajiban kamu sebagai istriku!”
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You, Chef
RomanceMahira harus merelakan kekasihnya, Galang, menikah dengan kakaknya sendiri, Zahra. Tepat di hari pernikahan itu, Andrameda yang merupakan mantan kekasih Zahra membuat gaduh acara tersebut. Selain mengungkap perselingkuhan kedua mempelai, Andrameda...