Andra ingin sekali menoleh pada Mahira yang ternyata tak melepaskan genggaman tangannya. Senang sekali rasanya. Ia jadi takut kalau saat menoleh pada wanita itu, malah raut wajah tak menyenangkan Mahira yang ia dapat. Hal itu tentu akan kembali merusak suasana hati Andra yang sudah carut-marut akibat ulah Ayu tadi.
“Aneh banget tuh cewek! Pertama ngajakin pacaran settingan buat dongkrak acara, terus ngaku-ngaku jadi pacar sambil labrak kamu, tiba-tiba bilang putus, terus sekarang ngaku-ngaku mantan? Kok bisa ada cewek freak kayak gini sih?” dumel Andra yang tak bisa lama-lama menutup mulut. Ia sampai mengacak-acak rambutnya dengan tangan yang satunya. Tentu ia belum mau melepaskan genggaman tangannya dan Mahira. “Cewek sekarang kok aneh-aneh sih! Ah! Sialan!”
“Aku aneh dong?” timpal Mahira kemudian. Bersuara untuk pertama kali setelah diseret oleh Andra.
Andra perlahan menoleh. Takut-takut tapi tetap memberanikan diri. “Kamu gak aneh, Hira.” Ia gelagapan sendiri. Takut membuat suasana hati Mahira jadi ikutan semrawaut seperti dirinya. Masih untung Mahira tak melepaskan genggaman tangannya dengan kasar dan sangat beruntung juga Mahira mau ia bawa sampai ke sini. “Maksudku, yang aneh itu cewek-cewek di luaran sana selain kamu.”
Dua bola mata Mahira yang menatap Andra lurus membuat lelaki itu jadi tak berkutik. Mau berpaling, rasanya sayang sekali kalau harus melewatkan kesempatan bersitatap dengan Mahira dari jarak dekat begini. Tapi lama-kelamaan, Andra tak bisa berpura-pura diam seperti patung juga.
“Aaarrrggghhh!!!” Andra tiba-tiba berteriak sambil menutupi wajahnya dengan tangannya yang lain. Sementara tangan yang satunya lagi malah semakin erat menggenggam tangan Mahira. “Mahiraaa!!! Kamu cantik banget!”
Andra tampak semringah sekali. Rona wajahnya diliputi senyuman mengembang. Lelaki itu sampai berjingkrak riang dengan tak melonggarkan genggaman tangannya sedikit pun.
“Aku kangen banget sama kamu, Hira!” seru Andra lantang sekali.
Andra meraih tangan Mahira yang satunya lagi. Menatapnya lekt sambil mengembuskan napas panjang. Matanya tak berpindah satu detik pun dari memandang Mahira yang juga tetap membalas tatapannya. Semakin membuat Andra hilang akal saja!
“Serius! Aku kangen banget sama kamu, Mahira! Kangen banget!” ulang Andra lagi. Berteriak lagi. Tampak bahagia sekali.
Tapi sayangnya Mahira belum bicara sedikit pun. Hanya diam. Memandang Andra saja sejak tadi.
“Kencannya gimana? Jadi?” Tiba-tiba Mahira malah menyinggung hal itu.
“Oh? Kencan malam ini, yah?” Andra malah garuk-garuk kepala macam orang linglung. “Jadi dong! Jadi!”
“Ya, udah. Lepasin tanganku sekarang,” pinta wanita itu dengan raut wajah datar.
Senyum tidak, tampak marah juga tidak. Andra tak tahu harus memaknai hal ini sebagai pertanda baik atau buruk.
“Oh ….” Andra tergagap dengan perlahan melepaskan genggaman tangannya. Tak rela sih, tapi ia juga tak mau menolak permintaan wanita itu. “Oke … nanti malam kamu dateng, kan?”
Mahira malah angkat bahu. “Gak tahu!” timpalnya dengan wajah dingin. “Selesaikan urusanmu dengan teman-temanmu tadi, Dra. Dengan cara baik-baik. Terutama urusanmu dengan Produser Agung. Jangan sampai agenda kalian di sini untuk syuting berakhir kacau-balau dan malah memberikan efek buruk untuk pulau ini. Aku pergi.”
Andra cepat menghadang langkah Mahira. Ia sampai merentangkan dua tangannya. “Tapi, nanti malam kamu harus dateng. Kamu gak kangen masakanku?” Andra butuh kepastian. Hany aitu saja.
“Enggak tuh.” Tak acuh Mahira menanggapi, padahal perasaannya sendiri sedang tak karuan. Girang lebih tepatnya.
Tak mau sampai ketahuan kalau dirinya sedang dilanda bahagia juga, Mahira buru-buru melangkah ke arah lain yang tak dijangkau oleh tangan Andra yang merentang itu. Tapi lelaki itu lagi-lagi menghadangnya. Terus menghadangnya dengan melontarkan pertanyaan yang sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You, Chef
RomanceMahira harus merelakan kekasihnya, Galang, menikah dengan kakaknya sendiri, Zahra. Tepat di hari pernikahan itu, Andrameda yang merupakan mantan kekasih Zahra membuat gaduh acara tersebut. Selain mengungkap perselingkuhan kedua mempelai, Andrameda...