Kapal yang ditumpangi Andra tinggal beberapa meter lagi menepi di dermaga Pulau Ampalove. Bahkan dari kejauhan, ia dapat melihat sosok tak asing tampak berdiri di bibir dermaga, bersama dengan beberapa orang lain yang juga tak asing bagi Andra. Ia sangat kenal mereka yang kini tengah melambaikan tangan dari kejauhan.
“Randu! Yogi! Citra!” Andra mengangkat dua tangannya tinggi-tinggi ke udara. “Mahiraaa!!!” teriaknya paling lantang.
Dari empat orang yang ia teriaki barusan, memang hanya Mahira yang tak melambaikan tangan dari sana. Raut wajahnya saja tak menampakkan senyuman sedikit pun. Ah, Andra jadi makin tak sabar untuk mendekati wanita berhati batu itu. Bukan! Maksud Andra, wanita dengan berhati teguh!
Andra langsung berhambur ke pelukan Randu dan Yogi selepas turun dari kapal. Tanpa peduli tatapan penuh arti dari staf Andra Corner yang dari kejauhan memerhatikan interaksi mereka itu.
“Gila, Bro! Kangen banget gue!” Yogi sampai terisak tapi tak sampai menumpahkan air matanya. Berulang kali ia menepuk punggung Andra saking semringahnya.
“Kabar baik lo, Dra? Dah jadi artis aja nih ceritanya!” olok Randu yang tak kalah semringah sebenarnya. Tapi ia terlalu malu untuk menunjukkan antusiasmenya.
Andra nyaris tak bisa berkata apapun untuk menanggapi perkataan dua sahabatnya itu. Yang bisa ia lakukan justru kembali memeluk mereka sambil berseru, “kangen banget woooyyy!!!”
Citra menyikut Mahira yang diam saja sejak tadi. Memerhatikan, tapi tak tersenyum. “Senyum dong, Mbak. Tuh yang dirindukan udah muncul. Sapa sana!” bisik Citra menggodainya. “Sekalian tanyain soal foto-foto dia sama cewek itu apa maksudnya, terutama yang kolab bareng sama Mbak Zahra itu.”
Mahira berusaha keras tak tersulut emosi, apalagi sampai terhasut oleh godaan Citra hingga ia ingin sekali menyumpal mulut perempuan itu. “Awas tuh matanya lihat ke mantan terus! Kedip dong kedip! Mas Randu belum move tuh kayaknya. Dari tadi curi-curi pandang terus ke kamu,” balas Mahira tak mau kalah untuk menggodai Citra. Memang hanya dia saja yang bisa mengolok? Mahira juga bisa!
Terang saja Citra langsung salah tingkah. Malah bungkam seketika akibat perkataan Mahira barusan. Ia sampai mencuri pandang pada Randu yang saat itu tampak asyik becengkerama dengan dua temannya lagi. Matanya terpaku cukup lama pada lelaki yang kini sudah menjabat sebagai kepala Chef Restoran Ampalove. Sampai kemudian lelaki itu malah menoleh balik padanya. Kontan saja mata Citra langsung mengerling rancu, mencari objek lain untuk ia lihat demi mengalihkan perhatiannya sendiri.
“Bener kan kata Mbak juga. Mas Randu-mu itu masih belum move on!” olok Mahira lagi. Merasa senang sekali melihat reaksi Randu yang tiba-tiba menoleh pada mereka dan berhasil membuat Citra salah tingkah.
“Terus kenapa kalau belum move on? Kita mesti pacaran lagi terus mengundurkan diri dari pulau ini? Gitu maksudnya, Mbak?”
Giliran Mahira yang langsung salah tingkah. Ia sadar Citra bukan hanya sedang salah tingkah, tapi juga melampiaskan emosi padanya.
“Hah? Kalian putus?” Suara bariton itu berasal dari Andra yang seketika menghentikan mengarahkan pandangannya pada Citra dan Mahira secara bergantian. “Lo sama Citra putus?” tanyanya sambil menunjuk Randu dan Citra bergantian. “Tapi masih tetep kerja bareng di sini?”
Citra sampai menajamkan matanya pada Andra karena teriakan lelaki itu barusan yang semakin membuatnya malu bukan main. Randu sendiri langsung meninju lengan sahabatnya itu sambil berbisik entah apa.
“Ini pasti gara-gara aturan baru itu, kan?” Andra melirik Mahira cukup lama. Bahkan meski perempuan itu membalas lirikannya, Andra tak berpaling sedetik pun. “Aturan baru yang katanya buat kepentingan pulau ini. Jadi, kalian kerja yang profesional aja. Kalau emang jodoh, perginya gak akan ke mana kok.”
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You, Chef
RomanceMahira harus merelakan kekasihnya, Galang, menikah dengan kakaknya sendiri, Zahra. Tepat di hari pernikahan itu, Andrameda yang merupakan mantan kekasih Zahra membuat gaduh acara tersebut. Selain mengungkap perselingkuhan kedua mempelai, Andrameda...