Kabar pernikahan Andra dan Mahira rupanya menuai beragam reaksi. Bukan hanya media sosial saja yang disibukkan menyuguhkan berita tentang mereka, tapi berbagai media televisi pun turun menyuguhkan kabar terkini terkait pernikahan mereka. Tentu hal itu berkat usaha mereka mencari informasi dari postingan media sosial Andra langsung. Ia kini menjadi incaran para wartawan yang sudah berkerumun di depan rumahnya.“Sialan! Bokap bisa ngamuk kalau gue pulang ke rumah, Mu! Lagi males gue debat sama dia!” dumel Andra yang memerhatikan kerumunan para wartawan dari dalam mobil.
Niat hati untuk pulang ke rumah rupanya harus ia batalkan.
“Putar balik! Putar balik!”
Panik Andra memberikan instruksi. Celingukan memandang kerumunan dari jendela mobil, takut kalau ada yang tahu dirinya bersembunyi di dalam mobil sekarang.
“Putar balik ke mana?” Muel juga ikutan panik jadinya. Mau melajukan mobil, tapi tak harus mengarahkannya ke mana. “Ke hotel maksud lo, Mas Chef? Lebih bahaya malah! Gak ada pintu masuk lewat belakang atau apa gitu?” tanyanya.
“Bukan masalah gak ada pintu belakang, tapi masalahnya gue males debat sama bokap. Putar balik aja dulu! Nanti gue kasih lo arahan mesti bawa gue ke mana.” Andra sudah tak sabar ingin segera pergi dari depan rumahnya. Melihat kerumunan para wartawan yang segitu banyaknya membuat Andra merasa seperti tersangka kasus kejahatan saja.
“Jangan hotel!” tolak Muel.
“Buruan! Lo mau kita ketahuan ada di sini?” desak Andra yang ingin mobil segera melaju saja untuk sementara waktu. Masalah akan ke mana, bisa dipikirkan belakangan.
Muel berdecak sebal. “Elo sih pake nikah diem-diem segala! Repot kan jadinya!” dumelnya jengkel.
“Diem lu!”
Muel akhirnya menurut mengikuti arahan Andra. Untungnya Andra tak memintanya mengarahkan mobil ke sebuah hotel, atau sampai menginap di sebuah tempat penginapan yang umum dikunjungi orang, melainkan ke sebuah vila yang kata Andra merupakan pemberian dari kakeknya.
“Waaahhh!!! Jadi lo beneran orang kaya, Chef? Sekaya apa sih?”
Setiap sudut vila itu menjadi perhatian Muel. Ia bergerilya tanpa memedulikan Andra yang sudah merebahkan diri di salah satu sofa.
Lampu besar menggantung di atas, menyala paling terang dari yang lain. Ada beberapa guci berukuran cukup besar di sudut-sudut rumah, bersama rentetan lukisan di beberapa bagian dinding rumah. Vila ini tak tampak seperti bangunan yang tak berpenghuni. Peralatan dapurnya saja lengkap. Isi kulkas pun penuh. Bahkan masih ada tangga panjang mengular ke lantai atas yang tak berani Muel cari tahu. Satu hal lagi. Semuanya tampak bersih!
“Sejak kapan lo tinggal di sini?” tanya Muel sambil menarik salah satu botol minuman dari dalam kulkas. Membukanya, lalu meneguknya hingga tandas. “Bersih banget woy! Ada pembantu?”
“Baru sekarang.”
Muel nyaris memuntahkan minumannya lagi. “Serius lo? Tapi ... gak kayak vila yang baru dihuni? Perlengkapannya aja lengkap.”
“Karena ada yang ngurusin, Mu.”
“Gila! Itu artinya keluarga lo tajir banget dong? Vila kosong aja masih diurusin sampe gak kayak tempat terbengkalai gini! Jadi penasaran gue siapa bonyok lo sebenernya!"
"Tunggu wartawan aja yang beritain. Itu juga kalau mereka berhasil nyari tahu.”
Sering sekali Andra membaca berita tentang mereka-mereka yang katanya punya bisnis sukses, hartanya berlimpah, sampai disebut-sebut di jajaran orang-orang kaya. Tapi sayangnya itu tak berlaku bagi keluarga Andra. Nyaris tak ada media apapun yang berani menyinggung tentang mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You, Chef
Roman d'amourMahira harus merelakan kekasihnya, Galang, menikah dengan kakaknya sendiri, Zahra. Tepat di hari pernikahan itu, Andrameda yang merupakan mantan kekasih Zahra membuat gaduh acara tersebut. Selain mengungkap perselingkuhan kedua mempelai, Andrameda...