Bab 21 Kemurkaan Mahira

295 10 0
                                    

Kapal yang ditumpangi karyawan Pulau Ampalove melaju cepat membelah lautan di bawah cahaya jingga pekat. Indah sekali pemandangan matahari terbenam yang disaksikan dari atas kapal. Tapi keindahan itu terasa ganjil bagi Mahira karena suasana dalam kapal membuatnya merasa tak nyaman. Beberapa pasang mata secara bergantian melirik ke arahnya seolah tengah mencari sesuatu pada dirinya.

“Ada apa sih? Kok pada ngeliatin saya kayak gitu?” sinis Mahira.

Ia sudah tak memiliki kecanggungan sama sekali untuk menegur, marah, memerintah, bercanda, atau mengkritik karyawan Pulau Ampalove. Terlebih mereka sudah menghabiskan waktu bersama beberapa minggu terakhir ini. Mahira sudah menganggap mereka seperti temannya sendiri.

Beberapa saling sikut menyikut teman yang duduk di sampingnya. Ada lagi yang saling berbisik malu-malu entah membicarakan apa. Sampai kemudian, Citra yang duduk tepat di sebelahnya berani melemparkan tanya.

“Jadi, Mbak Mahira sama Chef Andra ini beneran pacaran atau enggak?” Citra menatap satu per satu rekan kerjanya yang diam saja. “Mereka lagi bahas itu, Mbak. Soal live streaming Mbak Mahira sama postingannya Chef Andra tadi. Soalnya kami semua sih ngiranya kalian beneran pacaran selama ini. Tapi kok omongan kalian berdua bertolak belakang gitu yah?”

“Saya bukan pacar Chef Andra!” Mahira cepat-cepat memotong.

Andra yang duduk diapit Yogi dan Randu cuma senyum-senyum aja. Padahal setelah mengatakan itu, Mahira langsung melemparkan tatapan tajam padanya.

“Dia tuh yang ngaku-ngaku jadi pacar saya.” Mahira memilih membuka fakta yang sebenarnya saja daripada terus-menerus kena fitnah begini. Mendapati Andra malah seperti menertawakannya, Mahira merasa diremehkan hanya karena berkata jujur. “Dia tuh katanya sakit hati gara-gara ditinggal kakak saya nikah. Makannya, asal ceplos gitu bilang kalau saya itu pacarnya. Kalian nonton live streaming Chef Andra pas pernikahan kakak saya, kan?”

Nyaris semua karyawan mengangguk.

Luar biasa! Mahira nyaris bertepuk tangan karena takjub, kembali tersadar kalau berita pernikahan itu tampaknya benar-benar viral.

“Tapi, Bu Mahira sama Chef Andra kayak yang pacaran,” celetuk Rina, pelayan penginapan Ampalove yang dulu sempat membuat Arjuna berang karena tak sengaja menyentuh barang miliknya.

Mahira melipat tangan di dadanya. “Buktinya apa kalau kami emang pacaran?” tantangnya galak.

“Soalnya kalian berdua sering berantem, tapi akur lagi,” jawab Rina sekenanya. “Terus waktu kemarin tuh pas kejadian party Mas Yudistira dan temen-temennya, Chef Andra langsung ngamuk pas tahu Bu Mahira dikerjain mereka. Itu bukannya ciri-ciri kalau kalian emang pacaran, yah? Perhatian gitu. Cuma kayak disembunyiin gitu biar keliatan profesional,” terangnya yang diakhiri tawa. “Padahal mah kalau mau romantis-romantisan terus juga gak masalah, Bu. Lebih enak lihatnya ketimbang kalian berdua berantem. Soalnya hawanya suka jadi beda aja kalau Bu Mahira sama Chef Andra lagi bersitegang.”

“Maaf yah, Rina. Itu kayaknya bukan bukti kalau saya dan Chef Andra pacaran. Tapi cuma penilaian kamu aja!” sinis Mahira yang tak terima kalau penuturan Rina barusan bisa disebut sebagai bukti.

Memangnya yang berantem terus akur lagi cuma berlaku untuk orang yang pacaran aja? Ketika dia masih bekerja di Hotel, Mahira sering berantem dengan Syala atau hotelier lainnya. Udah itu akur lagi. Itu hal yang biasa terjadi di tempat kerja. Aneh sekali pendapat Rina, kan?

“Kamu juga pasti pernah dong berantem terus akur lagi sama rekan kerja kamu tapi posisinya kalian gak pacaran?” serang Mahira. Tanpa ampun! Ia harus mematahkan penilaian Rina yang menyesatkan itu. Jangan sampai karyawan Pulau Ampalove yang mendengarkan penuturannya langsung percaya pada perempuan itu.

I Love You, ChefTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang