Setengah berlari Mahira mencoba menjauh dari Andra yang ternyata tengah mengejarnya. Kata hatinya sih meminta agar Mahira memperlambat langkahnya, namun ego Mahira terlalu sulit diajak berkompromi. Ia sudah berjanji akan bersikap BIASA SAJA kalau Andra ke pulau.Seperti sekarang ini!
Ia tak mau dengan sengaja menghentikan langkahnya hanya karena dipanggil oleh Andra atau bahkan menoleh sedikit pun. Pokoknya, Mahira harus jalan terus sampai ruang kerja Ampa dan menyibukkan diri di sana sana sekarang juga. Melakukan banyak hal sampai tak ada waktu untuk bertemu siapapun, terkhusus Andra.
“Mahira!”
Tapi, Andra ternyata berhasil menyusulnya, bahkan menghadang langkah Mahira. Hampir saja keduanya bertabrakkan kalau Mahira tak buru-buru mengambil langkah mundur. Mahira sampai tersungkur ke tanah karenanya.
“Hira!” Andra panik. Ia sudah siap membantu Mahira bangun. Salah satu tangannya sudah terulur pada perempuan itu, namun Mahira lebih cepat bangkit dari jatuhnya. “Kamu gak apa-apa, kan? Ada yang luka?” Ia cemas bukan main.
“Enggak!” Mahira mati-matian bersikap biasa saja. Bukan soal rasa sakit bagian pantatnya yang berhasil mendarat mulut di tanah atau nasib dua telapak tangannya yang gagal menahan diri, tapi rasa malunya itu loh! Duh! Benar-benar memalukan! “Aku gak apa-apa kok. Ada apa? Ngapain ngejar-ngejar aku kayak anjing kesurupan?”
Kening Andra saling bertaut. Ia sudah hampir ingin marah karena dikira Mahira sebagai anjing. Tapi ketika ia berpikir beberapa saat lamanya, sesuatu menyadarkannya hingga membuat Andra malah tersenyum kemudian.
“Aku bukan anjing kesurupan, tapi kesetanan!” balas Andra atas tuduhan Mahira tadi. Rupanya ketusnya Mahira tak berubah sedikit pun dari kali terakhir mereka bertemu beberapa bulan yang lalu. Tapi anehnya, ini justru adalah hal yang sangat dirindukan oleh Andra. “Kamu sih dipanggil kok gak nengok?”
Mata Mahira mengerling rancu. “Emang kapan kamu manggil? Aku gak denger tuh!” bualnya mencari-cari alasan.
“Waaahhh … telinga kamu perlu diperiksa kayaknya. Kapan terakhir kali ke dokter THT? Mau aku anterin ke sana sekarang juga?”
Senang sekali rasanya kalau sudah ngobrol begini dengan Mahira. Topik pembicaraan bisa berubah kapan pun, tapi tetap terasa menyenangkan.
Mahira langsung menyilangkan dua tangannya. “Gak usah! Gak usah! Kamu ada keperluan apa emangnya manggil-manggil aku? Para karyawan udah siap layanin tamu dari tim Andra Corner kok. Mereka udah tahu tugas-tugasnya apa aja. Masih ada yang kurang?”
Mahira tak mau berbasa-basi, maka dari itu ia langsung menerka saja kepentingan macam apa yang menjadi alasan Andra ingin menemuinya. Sampai membuat Mahira terjatuh tadi. Duh! Malu sekali! Harusnya Mahira tak pura-pura begini? Pantatnya sakit sekali. Sungguh! Apa dia mengaku saja kalau sedang kesakitan?
“Besok malam kita kencan,” kata Andra tiba-tiba. Enteng sekali saat mengatakannya.
Beda halnya dengan Mahira yang menganggap perkataan itu seperti sebuah bisikan setan. “Hah?” Mulut Mahira nyaris tak terkatup rapat saking terkejutnya. “Kencan? Aku gak salah denger?”
Andra menyengir lebar. Suka sekali dengan reaksi Mahira yang begitu terkejut oleh ajakannya barusan. “Iya. Kencan. Kita berdua. Udah lama kan kita gak ketemu?”
Kening Mahira saling bertaut. Ia harus berhati-hati memaknai ajakan kencan Andra meskipun jauh di lubuk hatinya ia berlonjak kegirangan. Senang sekali! Tapi, Mahira harus bersikap BIASA SAJA.
“Ngapain kita kencan? Pacaran juga enggak. Awas! Awas! Gak usah gangguin aku kalau bukan hal penting!”
Mahira mendorong tubuh Andra yang menghalanginya. Ada perasaan menyesal sesaat kemudian menelusup karena malah menolak ajakan kencan Andra, padahal hati kecilnya ingin sekali. Ekor matanya hendak mencuri pandang akan apakah yang hendak Andra lakukan selanjutnya. Mengejarnya lagi atau diam saja?
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You, Chef
RomantizmMahira harus merelakan kekasihnya, Galang, menikah dengan kakaknya sendiri, Zahra. Tepat di hari pernikahan itu, Andrameda yang merupakan mantan kekasih Zahra membuat gaduh acara tersebut. Selain mengungkap perselingkuhan kedua mempelai, Andrameda...