Bab 86 Rencana Untuk Kabur

126 5 0
                                    


Udah kena tolak berkali-kali, sering dimarahi, pernah kena usir, sekarang malah disuruh resign dari tempat kerja?

Mahira benar-benar perempuan yang sulit sekali ditaklukkan!

Dengan cara apa lagi Andra harus menunjukkan rasa sukanya?

Dari cara paling romantis sampai blak-blakan sudah pernah ia lakukan. Tapi apa yang terjadi? 

Semuanya kena TOLAK!

“Gak peka, keras hati, plus gak baperan! Paket komplit!” ucap Andra setengah jengkel.

Yogi dan Randu yang mendengarnya hanya bisa tertawa. Senang sekali soalnya melihat Andra sampai menderita begini gara-gara satu cewek bernama Mahira. Maklum, Andra dulunya memang tak pernah susah payah begini hanya untuk mendapatkan cewek. Sekali tatap, sekali kedip, udah langsung jatuh ke pelukan.

Beda halnya dengan Mahira. Seberapa keras Andra berjuang, hasilnya tetap bernilai nol besar. Nihil! Gagal total!

“Sabar, Dra. Cewek baik kan emang gitu. Susah dapetinnya! Kalau gampang, berarti dia kayak siapa?” tanya Yogi setengah mengejek. “Cewek murahan yang sering ngajakin lo check in ke hotel!”

“Kalau lo maunya yang murahan, nyerah aja deh ngejar si Mahira. Kita resign bareng-bareng dari tempat ini. Gimana?” Randu ikut-ikutan mengompori. Bukannya menyemangati Andra yang sedang putus asa.

“Lo semua lebih milih dukung si Mahira nolak gue ketimbang terima gue?”

“Bener banget! Seneng aja gitu lihat lo menderita plus bucin begini, Dra. Pemandangan langka!” olok Yogi.

“Sialan emang yah kalian!”

“Mungkin si Mahira maunya di taarufin, Dra. Kayak cewek-cewek hijab kebanyakan gitu!” usul Randu.

“Taaruf apaan?”

“Apaan yah? Pokoknya perkenalan gitu deh. Lo coba tanya guru ngaji lo aja? Eh? Elo kan gak pernah ngaji, yah?” Yogi tertawa.

“Kampret lu! Seneng ngatain gue terus?”

“Setahu gue sih taaruf ini prosesnya langsung dikenalin ke keluarga gitu. No pacaran! Langsung ketemu sama keluarga, lamaran, terus nikah. Beres.” Randu memberikan penjelasan sedikit.

“Gampang amat!” timpal Andra.

“Ya, udah. Lo cobain aja sana kalau emang gampang!” tantang Yogi.

“Maksud gue, segitu mudahnya nikah sama orang tanpa proses perkenalan dulu pake pacaran? Emang ada orang yang nikah tanpa kenalan atau pacaran dulu?” ralat Andra cepat.

Randu dan Yogi sama-sama mengedikkan bahu. 

“Kita kan cuma ngasih usul dari apa yang kita tahu, Dra. Belum pernah nyoba juga tuh taaruf kayak gimana.” Randu membela diri.

Meski dua temannya ini memberikan usulan yang tak meyakinkan, anehnya Andra jadi punya ide dari usulan mereka. Tentu masih menyangkut usahanya mendapatkan Mahira. Berkali-kali mengalami kegagalan rupanya membuat Andra malah makin semangat mengejar cinta perempuan itu.

Aneh sekali! Candu sekali mengejar Mahira! Senang sekali rasanya menjalani proses untuk mendapatkannya. Kalau gagal lagi … itu urusan nanti. Karena yang terpenting sekarang adalah bagaimana caranya Andra mempertemukan Mahira dengan keluarganya sebagai langkah awal proses taaruf.

Soalnya kan kalau ketemu keluarganya Mahira, Andra udah pernah. Yang belum itu, justru memperkenalkan Mahira dengan keluarganya.

Sebagai calon istri. 

***

Mahira melipat dua tangan di dada. Matanya lurus memandang ke arah sebuah kapal yang perlahan mendekat ke dermaga. Mahira begitu mengenal kapal yang sering digunakan Pak Supri karena sering wara-wiri mengantar pengunjung ke pulau. Tapi bukan kapal yang tengah mendekat sekarang. Dari bentuknya saja sudah berbeda meski ukuran tingginya nyaris sama.

I Love You, ChefTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang