Pasrah (2)

167 4 0
                                    

Navya berangkat sekolah dengan perasaan ragu dan takut, ia takut jika Karel bertanya ada apa. Namun, Navya meyakinkan dirinya untuk memperjelas dan jujur tentang semua. Ternyata, Karel sudah menunggunya di depan rumah dan bertemu mama Navya.
"Lama banget sih sayang, Karel udah lama nungguin lho."
"Gapapa tante, saya yang kepagian kesininya. Yaudah kita berangkat ya tante."
"Iya, hati-hati ya kalian."
Navya pamitan dan mencium tangan mamanya lalu berangkat bersama Karel. Navya berpikir, seandainya mama Navya belum bertemu Karel mungkin Navya tidak akan berangkat bersama Karel. Sepanjang perjalanan Karel hanya diam tapi dengan raut muka yang kesal. Navya ikut diam dan jantungnya berdegup kencang. Navya hafal betul bagaimana dirinya jika bertemu Karel. Tidak seperti biasa, Karel langsung mengajak Navya ke sekolah, dan sesampainya disana Navya berniat ingin menghindari Karel dengan ke kelas duluan, namun Karel menahan tangan Navya.
"Ikut aku."

Ternyata Karel mengajak Navya ke UKS, karna masih pagi tidak mungkin ada orang disana dan kebetulan sekolah masih sepi karena memang mereka berdua berangkat terlalu pagi. Awalnya, Navya ingin menghindari Karel dengan berangkat pagi, sedangkan Karel berangkat pagi karena ingin segera menemui Navya.
"Jelasin."
Navya masih diam.
"Nav, kenapa?"
"Aku kan udah ngomong." ucap Navya dengan mata menunduk, tidak kuat menatap Karel.
"Aku minta kamu jelasin."
"Rel aku tau semuanya, kamu sama Lycia. Kamu deket sama dia kan....k..a..m..."
Belum selesai menjelaskan, airmata Navya sudah menetes. Karel memeluk erat Navya seperti takut kehilangan Navya.
"Aku gabisa terima tanpa alasan yang jelas Nav. Aku anggap kamu gak pernah ngomong kaya gitu, dan kita gak putus."
Karel meninggalkan Navya yang masih menangis.

"Karel ngapain sih nyuruh kita ke UKS." ucap Anggi kepada Dera di depan pintu UKS. Saat mereka masuk, mereka bertemu Navya yang sedang menangis.
"Nep, lo kenapa?"
"Jadi ini alasan Karel nyuruh kita kesini." Dera berbisik kepada Anggi.
"Karel nyuruh kalian?"
"Iya." Jawab Dera dan Anggi serempak.
"Kenapa malah bahas ini sih, lo kenapa Nep?"
"Gue putus sama Karel."
"HAH?" hal tersebut membuat Dera dan Anggi kaget. Seorang Sephora Navya Aqsaff bisa mutusin Karel Devano Alkana, pacar tercinta dan tersayangnya.
"Nan..ti gue ce..ri..ta." Navya menjawab masih sesegukan
Dera dan Anggi membawa Navya ke kelas lebih dulu, karena sudah bel masuk kelas. Sebelum menunggu pelajaran pertama dimulai, Navya sedikit menjelaskan permasalahannya dengan Karel.
"Kalo menurut gue, keputusan lo udah tepat Nep. Lo gak bisa nyiksa diri lo terus untuk sama Karel, lo berhak hidup tenang dan bahagia Nep. Tapiii...masih bisa lo pikir-pikir lagi kok Nep, mana keputusan yang menurut lo adalah yang terbaik."
"Makasih ya Der, aaaaa..." Navya memeluk Dera

Anggi mendatangi kelas Navya untuk memberitahu dan menanyakan sesuatu
"Eh Nep..Der." panggil Anggi dengan napas terengah-engah karena sedikit berlari.
"Tarik napas dulu deh, baru ngomong." ucap Dera
"Karel kemana deh Nep? gak masuk kelas anjirr. Bolos dia sama temen-temennya lagi."
"Hah? masa? gue gatau lah." kemudian Navya bercerita tentang masalahnya dengan Karel.
"Keputusan lo bener kok Nep. Keputusan lo harusnya gak nyakitin Karel, karena memang ini kesalahan Karel dan harusnya dia sadar. Dan gue tahu ini gak gampang buat lo, ini bukan hubungan yang singkat buat lo kan? ini bukan hubungan yang cuma sekedar cinta monyet kalo kata gue, lo harus siap dengan konsekuensi apapun kalo lo lepasin Karel. Lo harus kuat ya sayang akuuu...."
"Makasih ya guys udah jadi sahabat PUALING pengertian, lysm guys."
Jam istirahat telah selesai dan Anggi kembali ke kelasnya. Karena hari ini hari jum'at, jadi pelajaran hanya singkat dan mereka pulang awal daripada biasanya. Karena Navya tidak membawa motor, Navya berencana naik ojek online saja biar cepat sampai di rumah, karena hari ini sangat melelahkan bagi Navya. Pesen di luar aja deh nanti, kata Navya dalam hati. Setelah berpamitan dengan Anggi dan Dera, Navya menuju gerbang sekolah untuk menunggu ojol. Dera dan Anggi rumahnya memang searah, oleh karena itu Navya tidak bisa pulang bareng salah satu dari mereka. Saat Navya hendak memesan ojol, tiba-tiba ada yang datang menghampiri Navya dan memegang tangannya.

"Ayo pulang." itu adalah Karel, pakaian Karel terlihat berantakan.

Second Choice?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang