Ternyata aku udah kehilangan kamu jauh sebelum hari ini
Hari ini, hari pertama Navya dan Karel berstatus jomblo. Navya menyakinkan dirinya untuk bisa kuat menghadapi setahun kedepan sendirian. Membiasakan dirinya dari kebiasaan-kebiasaan dahulu dengan orang tersayangnya. Harus mencoba dan belajar mengikhlaskan semuanya.
Navya hari ini ingin berangkat naik motor sendiri. Navya ingin melepaskan beban pikirannya dijalan dengan menangis. Saat bertanya kunci motor kepada mamanya, mama Navya menjawab
"Buat apa nak kuncinya?"
"Motornya mau Navya pake ma."
"Buat apa?"
"Kesekolah lah ma, ngapain lagi. Mama becanda apa gimana sih."
"Ngapain naik motor, kan Karel udah jemput ini. Ditunggu dibawah ini."
Mendengar jawaban mamanya Navya kaget sampai menjatuhkan helm yang ia pegang.
"Sayang kamu kenapa?"
"Engga ma, ini helmnya jatuh."
"Lain kali hati-hati yaa. Mikirin apasih pagi-pagi sampe helm jatuh. Ayo Vy turun, Karel dah lama nunggu ini."Navya masih bingung dan kaget kenapa Karel menjemputnya. Navya bingung harus bersikap seperti apa. Dan Navya berpikir, Navya harus memberitahu mamanya nanti. Navya menemui Karel dengan sikap dan ekspresi canggung
"Kenapa kesini?"
"Kebiasaan aja. Aneh kalo tiba-tiba engga."
Setelah mama Navya memberikan bekal kepada Navya, mereka berdua berangkat dan pamitan dengan mama Navya. Tidak ada percakapan apapun antara mereka, bahkan sampai sekolah pun mereka tetap diam. Dari parkiran mereka berpisah, biasanya Navya diantar. Hal tersebut menjadi pusat perhatian anak lain, ada apa dengan mereka berdua. Sepertinya sesuatu hal terjadi. Dera dan Anggi pun menghampiri Navya karena berita tersebut sudah sampai telinga mereka berdua, walaupun Navya belum sampai ke kelas.
"Sendirian aja neng, biasanya dianter." goda Anggi
"Buset, cepet amat beritanya."
"Kaya gatau anak-anak aja." jawab Dera
"Nanti deh gue cerita. Gue sendiri bingung."
"Yahh...yaudah deh. Kantin dulu yuk, sarapan." ajak Dera
"Ini jam berapa egeee." Anggi menjawab sambil menoyor kepala Dera.
"Kuping lo budeg tadi, ada pengumuman jam pertama kosong. Guru rapatttt!!!!" emosi Dera meledak
"Ohhh..ya sorry gatau gue."
Navya hanya tersenyum melihat kelakuan kedua sahabatnya. Navya bersyukur memiliki sahabat yang sangat luarbiasa.Sambil makan Navya menceritakan semuanya kepada Dera dan Anggi. Navya menceritakan bagaimana kagetnya ia saat Karel menjemputnya padahal mereka sudah tidak ada hubungan.
"Mungkin Karel butuh waktu kali Nep. Gak segampang itu kan untuk nerima kalau kalian udahan. Mungkin berat juga buat lo, tapi ini yang terbaik Nep. Jangan maksa Karel untuk menjauh kalau dia belum mau, takutnya nanti lo nyesel."
"Bener kata Anggi, ikutin dulu aja gimana mau Karel. Hati lo pasti juga berat kan ngelepas Karel. Pelan-pelan Nep, gapapa."
"Gue gatau harus berterimakasih kaya gimana lagi sama kalian, makasih yaaa." Mereka bertiga pun berpelukan.
"Balik yuk, ke kelas aja." ajak DeraNavya sulit fokus pada pelajaran, pikirannya kalut kemana-mana. Banyak pikiran dan pertanyaan dikepalanya. Jam istirahat berbunyi, Navya memutuskan untuk tetap di kelas. Ia ingin sendiri dan tidak mau bertemu Karel. Tiba-tiba Navya mendapat notifikasi
Navya diberitahu ternyata Karel mencarinya tadi di kantin. Ini arahnya mau kemana ya Tuhan, batin Navya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Choice?
Teen FictionNyatanya mau setulus apapun, kalo yang dipengen bukan kita, mau apa lagi? maaf ya ceritanya berantakan banget karena ini baru pertama kali aku nulis:( gak lupa makasih bgt buat semuanya yang udah support😚