Epilog (2)

192 1 0
                                    

Nyatanya ketemu kamu tu masih jadi hal yang bikin aku bahagia

Saat menoleh Navya kaget betul siapa yang dilihatnya. Seseorang yang sudah 3 bulan lebih tidak ia temui, dan berakhir kurang baik. Tidak bisa bohong bila hatinya sedikit senang, sampai tidak bisa mengalihkan pandangan sehingga mereka bertatapan lebih dari 10 detik. Menyadari hal tersebut Karel langsung sadar dan menegur Navya.
"Eungg...sendirian Nav?"
"Hah? ehh..iya. Duluan ya Rel." Navya yang kelabakan langsung pamit dan meninggalkan Karel. Ia benar-benar mematung dan bingung harus bagaimana. Daripada menyesal dengan yang terjadi akhirnya dia pergi meninggalkan Karel.

Sampai di tempat Dinda, raut wajah Navya tidak bisa bohong karena ia gugup dan masih dengan wajah kaget tentunya membuat Dinda penasaran.
"Heh? kenapa?" Navya sampai tidak sadar dipanggil oleh Dinda.
"NAVYAAAA!!!" saking kesalnya Dinda, Dinda sampai berteriak pada Navya.
"Mulut lo gue rukyah ye kalo gak bisa diem. Santai aja napa sih, malu tu orang-orang ngeliatin." omel Navya pada Dinda.
"Bodo!! lo aja gue panggil diem kaga jawab, kenapa ada apa? muka lo panik gitu? ketemu haechan lo?" tanya Dinda nyerocos.
"Gue ketemu Karel."
"HAH??!!!!" Dinda sampai menyemburkan minumannya, sampai semua orang memusatkan perhatian pada Dinda.
"Bisa diem gak???!!! Karel di sebelah kiri tenda anjirrr."
"Ini lo beneran gak sih Nav? ngigo kaga? sampe kaget gue."
"Ada gitu muka gue boong? makanya lo yang santai dong, jangan malu-maluin."
"Lo cepetan makan kita balik sekarang." pinta Navya pada Dinda.
"Lo yang harus makan dulu, cepetan!!" Dinda mengembalikan perkataan Navya.
"Gak nafsu gue. Ini udah ya berarti? nih lo bayar gue tunggu disana." Navya berkata sambil memberikan uang pada Dinda dan menunjuk trotoar, dimana mereka nanti akan menunggu taxi.
"Yaudah sono, lo pesen taxi dulu." Navya tidak menjawab hanya menganggukan kepala.

Sekitar 15 menit Navya menunggu Dinda tapi Dinda belum muncul. Padahal hanya tinggal bayar tapi kenapa lama sekali, itu yang ada dipikiran Navya. Kemudian Navya mencoba menelpon Dinda, dan ternyata Dinda sakit perut dan harus ke kamar mandi lebih dulu. Untungnya ia belum mendapatkan taxi, mungkin karena sudah terlalu malam, dan bisa sambil menunggu Dinda lebih dulu. Tiba-tiba ada seseorang yang memegang pundak Navya.
"Busettt..lama amat, yang keluar lo itung apa gimana?" kata Navya sambil melihat hpnya.
"Dihh..diem, kena..." ia menoleh pada seseorang tersebut padahal belum menyelesaikan apa yang ia bicarakan. Dan ternyata itu bukan Dinda.
"Ngapain disini?" tanya Navya pada orang itu.
"Kasih 10 menit ya gue mau ngomong." orang itu meminta hal tersebut pada Navya, dan Navya diam.
"Oke, 5 menit? 3 menit?" seseorang itu terus menawar dan akhirnya Navya setuju, 3 menit.
"Oke nav, disini gue sadar semua itu salah gue, harusnya gue gak serakah pengen milikin kalian berdua. Harusnya gue bisa lebih ngerti tentang perasaan gue. Mungkin lo udah bosen dengan permintaan maaf gue, tapi gue tetep mau minta maaf. Gue minta maaf ya Nav, kalo emang jauh dari gue bikin lo bahagia oke gapapa. Dari dulu gue selalu nyaman Nav sama lo, lo pun selalu baik dan selalu ada disisi gue apapun yang terjadi. Mungkin selama ini, ini semua terlalu sakit buat lo. Tapi, sayang dan nyaman gue ke elo itu bukan bohong Nav."  kata Karel, ya seseorang itu adalah Karel.
"Waktu lo habis, dan tolong pergi dari sini." Navya tidak mau menjawab perkataan Karel, dan langsung menelpon Dinda untuk cepat datang. Setelah mendengar telepon Navya, Karel langsung pergi menjauh. Saat beberapa langkah Karel berhenti dan menoleh ke belakang.
"Gak ada yang mau lo sampein ke gue Nav?" tanya Karel memastikan.
"Gak ada Rel, tolong ya pergi dan jangan temuin gue lagi." Navya mengatakan hal tersebut dengan raut wajah yang terlihat kesal dan muak.

Second Choice?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang