Bingung (2)

145 4 0
                                    

Kalo kamu dibikin bingung sama sikapnya gimana?

"Kenapa ninggalin?"
"Maaf Rel, aku lupa."
"Aku? biasanya juga lo gue."
"Apasih..sekali doang diungkit mulu."
"Punya HP tu dipake, tinggal ngetik aja apa susahnya sih."
"Kalo lupa ya lupa."
Mereka berdua masih berseteru dan Navya mencoba minta maaf kepada Karel. Navya benar-benar lupa. Ternyata Karel datang tidak dengan tangan kosong, ia membawa snack kesukaan Navya dan ice cream. Karel juga tidak lupa membawakan obat, bahkan lengkap seperti P3K.
"Besok berangkat gak?"
"Gatau. Gak aja kali ya? tinggal sehari doang, abis itu libur."
"Terserah. Gue pulang dulu."
"Hati-hati, makasih ya."
Dih, malah dia yang pake lo gue, batin Navya.

Setelah Karel pulang, Navya melanjutkan istirahatnya dan sambil nonton drakor on going yang sedang ia ikuti. Hampir lupa, Navya ingin mengabari Dera dan Anggi tentang keadaannya, dan sekaligus pamit besok tidak masuk sekolah.
"Besok gue ambil deh surat izin lo." ucap Anggi pada video call yang mereka bertiga lakukan. Navya mengabiskan malamnya dengan teman-temannya, video call sambil screen time untuk nobar drakor bersama-sama sampai malam. Tentu berbeda dari biasanya, dimana biasanya ia sleep call dengan Karel sampai tidur, atau berantem karena hal-hal sepele, atau keluar sekedar cari angin atau jajan. Tiba-tiba hatinya terasa sepi dan ingin kembali pada masa itu. Pikiran Navya kembali menyakinkan hatinya bahwa keputusannya itu benar. Sebagai kalimat penenang hati Navya berkata kalau memang ditakdirkan bersama, pasti akan ketemu dititik terbaik masing-masing kok, tenang aja Nav.

Keesokan harinya Navya ingin mencoba jalan-jalan agar kakinya cepat sembuh. Navya meminta izin dan pamit ke mamanya. Navya hanya ingin jalan-jalan mengelilingi kompleks. Saat Navya membuka pintu gerbang, ia kaget karena motor Karel terparkir didepan.
"Astagfirullah. Ya Allah ngapain sih."
"Lebay banget deh ah."
"Lah ngapain juga nongkrong depan rumah orang."
"Nih baru nyampe tau, baru mau masuk. Mau kemana? kaki pincang begitu malah keluar-keluar."
"Lah situ sendiri ngapain disini? pagi-pagi pula."
"Mau nyarap ditempat biasa, mampir disini dulu siapa tau ada yang mau nitip."
"Wait, wait. Kok pake baju biasa, gak sekolah bang?"
"Kagak. Buruan ikut gak?"
"Gak, mau jalan-jalan biar kaki cepet sembuh."
"Minggir, mau masukin motor dulu. Tunggu sini."
Karel masuk dan menyapa mama Navya, kemudian menemani Navya untuk jalan-jalan. Sepanjang jalan Navya hanya mendengarkan musik karena bingung harus bicara apa kepada Karel. Karel yang menghargai Navya hanya diam saja. Karel berjalan dibelakang Navya, mengikutinya dan diam mengawasi.
"Ayo sarapan dulu." ajak Karel
"Di rumah aja, mama tadi udah masak banyak kayanya."
"Yaudah ayo."
"Kenapa gak sekolah?"
Karel menunjuk dirinya sendiri, alisnya mengernyit seakan berbicara, aku?
"Iya kamu, ehh elo..ehh"
"Gak ada kamu soalnya."
Karel langsung menggandeng tangan Navya, Navya kaget dan pipinya tiba-tiba panas serta bibirnya melengkung keatas.

Second Choice?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang