Mungkin bahagia belum menjadi takdirku saat ini.
Tak disadari, sudah 3 bulan ia berhubungan dengan mantannya. Saat ia memutuskan untuk menyerah dan ikhlas. Hatinya sudah bisa sedikit tenang, dan mulai kembali menikmati hidup. Dimana dari awal pilihannya kuranglah tepat, sekarang ia merasa lebih lega dan hatinya jauh lebih ringan saat ia melepaskab semuanya. Sejak percakapan terakhir yang tidak membuahkan hasil, ia memilih lebih dulu pergi daripada harus ditinggal untuk kesekian kali.
Kalau boleh berkata jujur, Navya masih sempat menunggu Karel apakah Karel akan menahannya atau menentang kepergian Navya. Namun, sampai detik ini pun alam seperti merestui perpisahan mereka. Tidak ada satupun tempat di bumi yang luas ini mereka bertemu, kebetulan sekalipun. Tentu hal tersebut mampu membuat hati Navya menjadi lebih ikhlas, walaupun sebelumnya sudah ikhlas.
Tidak satu haripun dalam tiga bulan ini Navya berhenti memikirkan, memikirkan tentang semua hal yang sudah terjadi, merenungi kesalahannya, merenungi keputusannya. Terus berputar diotaknya, apakah jika ia tidak mengambil keputusan tersebut, hari ini akan berbeda? namun menyesal saja tidak akan berguna, tidak akan merubah apapun, dan tidak bisa memutar ulang waktu. Meski sulit, jadikan kesalahanmu sebagai pembelajaran tentang bagaimana kamu nanti mengambil keputusan dan bertindak. Jika kamu sudah dimasa depan, jangan lupa bercermin tentang peristiwa hari ini. Terlepas manusia tidak ada yang sempurna, namun jagalah setiap tindakan dan langkah yang akan kamu ambil.
Tidak ada satupun hal di dunia ini yang sempurna, termasuk manusia. Bagaimana kelebihan dan kekurangan kita tergantung orang lain yang menilai. Apa yang menjadi kekurangan menurut A dalam diri saya, bisa jadi B menilai sebagai sesuatu hal yang wajar terjadi. Terimalah dirimu agar semua orang mau menerimamu, disaat kau tidak punya siapapun ingat bahwa dirimu sendiri selalu dipihakmu. Mungkin hal tersebut yang sedang dirasakan Navya, satu keputusan yang salah nyatanya berpangaruh besar dalam kehidupan Navya. Navya selalu berjuang hidup dan berusaha yang terbaik untuk dirinya, namun ia tidak bisa berusaha dalam semua hal. Apa yang telah ia lakukan jelas sangat merugikan dirinya sendiri.
Perasaan yang selama ini Navya rasakan tentu tidak mudah untuk dilawan. Logikanya mengatakan tidak, namun hatinya berbeda. Ketidaksinkronan hal tersebut membuatnya sulit mengambil keputusan, saat sudah memutuskan ternyata ia masuk ke lobang yang salah. Memang benar, logika dan hati tidak bisa disamakan. Karena cinta dan sayang ada didalam hati kita, bukan logika kita. Oleh karenanya, kita tidak bisa memikirkan perihal cinta dengan logika. Meskipun demikian, coba berpikirlah secara realistis. Jika meninggalkannya sangat berat bagi hatimu, dan sangat sulit untukmu, cobalah mengingat apa yang akan kamu dapat jika terus bersamanya. Harusnya Navya berpikir seperti itu, namun rasa rindu dan sayangnya sudah menutup rapat matanya.
Sudah saatnya ia menyerah dan mulai menerima kenyataan. Kenyataan bahwa bukan ia yang menjadi tujuan dan ia hanya salah satunya. Setelah merenungi segala yang sudah terjadi, Navya sadar bahwa apa yang ia pilih sekarang adalah yang terbaik. Meskipun Navya harus dicap jahat oleh Lycia, namun setidaknya Navya sudah terlepas dari belenggu Karel. Tidak bisa dipungkiri bahwa yang Navya telah membuat keputusan yang salah dengan selalu menerima Karel. Navya selalu menjadi backburner dihubungan Karel dan Lycia. Dalam hal ini Navya sadar jika bukan hanya dirinya yang terluka, melainkan juga Lycia. Ditambah mengingat hal itu, Navya semakin sadar kalau ia harus berhenti sekarang.
~~END~~
Beneran udah berakhir gak nih?
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Choice?
Genç KurguNyatanya mau setulus apapun, kalo yang dipengen bukan kita, mau apa lagi? maaf ya ceritanya berantakan banget karena ini baru pertama kali aku nulis:( gak lupa makasih bgt buat semuanya yang udah support😚