Pernah gak saking cintanya sama orang sampai gak peduli mau kita disakitin kaya gimanapun?
Navya pikir percakapan ditelpon kemarin adalah yang terakhir, namun ternyata Karel masih saja mengirimi Navya pesan. Pesan itu hanya berisi kata maaf, dan penjelasan yang berulang.
Navya sangat ingin membenci Karel, tapi ia tidak bisa. Yang membuat Navya ingin berhenti dari semua adalah karena ia sudah muak. Dia cape, dia muak sama semuanya. Kesabarannya udah mentok dan gak bisa ditoleransi lagi. Ia berpikir sudah saatnya ia ikhlas, dan sadar kalau akhirnya ini semua tidak ada gunanya. Tidak ada gunanya terus berdiri ditempat yang sama untuk menunggu seseorang. Life goes on. Hidup orang lain berjalan, begitu juga hidupmu. Tidak perlu menunggu seseorang yang sudah pergi. Kalau memang dia untukmu, dia akan menemukan jalan untuk pulang. Lanjutkan hidupmu dan berbahagialah. Kamu hanya perlu bahagia, bagaimanapun itu.
Tapi bagaimana kalau bahagiaku itu dia? menurutku tidak. Bahagiamu ya dirimu sendiri, bagaimana orang lain bisa bertanggung jawab atas bahagiamu? yang bikin kamu bahagia tu bukan orangnya, tapi perasaanmu kepadanya. Analoginya gini, pas kamu ngeliat crush ketawa kamu ikut seneng, ikut bahagia. Karna apa? karena kamu suka sama dia, coba kamu liat orang random ketawa, ikut ketawa gak kamu? engga kan?
Oke, balik ke Navya. Apa yang ia bicarakan dengan Karel semalam belum menemukan hasilnya. Navya menghabiskan waktunya berbicara mengenai apa yang ia rasakan selama ini kepada Karel dengan pelan-pelan dan harus dipancing lebih dulu oleh Karel. Tidak mudah bagi Navya untuk bercerita pada orang lain, apalagi kepada Karel. Navya merasa harus memperbaiki skillnya dalam berkomunikasi apalagi dengan orang lain. Navya yang selalu gugup, gemetar, ngeblank waktu berbicara dengan orang lain. Tentu hal tersebut tidak baik, Navya sadar harus memperbaikinya. Navya berencana ingin berbicara lagi dengan Karel, tapi Navya harus menyiapkan dirinya dengan baik agar semua segera selesai. Ia tidak berharap banyak mengenai hubungannya dengan Karel, yang ia harapkan hanya semua yang ada dihatinya, yang mengganjal bisa terselesaikan, bisa keluar semuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Choice?
Teen FictionNyatanya mau setulus apapun, kalo yang dipengen bukan kita, mau apa lagi? maaf ya ceritanya berantakan banget karena ini baru pertama kali aku nulis:( gak lupa makasih bgt buat semuanya yang udah support😚