Sampai di kantor mereka bingung harus naik berdua atau sendiri. Akhirnya mereka memilih naik sendiri, Navya duluan dan nanti disusul Rico. Kalau hanya jadi bahan omongan sudah biasa, namun keduanya tidak mau menjadi pusat perhatian karena pasti akan canggung dan malu. Bukan malu karna partnernya, tapi karena situasi yang bikin mereka jadi malu. Sampai dilantainya Navya langsung meletakkan tasnya dan menyalakan komputernya.
"Ciee yang udah mulai go public." ternyata percuma, teman-temannya tetap tau.
"Gak sengaja ketemu waktu nyarap tadi." Navya terpaksa berbohong karna tidak mungkin kan ia menjawab kalau dijemput di rumah.
"Iyain deh." temannya malah semakin menggodanya.
"Udah ahh...kerja kerja. Ghibah mulu." Navya mengalihkan pembicaraan.Walaupun terlihat fokus bekerja, namun pikirannya bercabang. Beruntungnya pekerjaan hari ini tidak terlalu berat, karena projek iklan klien minggu lalu sudah selesai sebelum tenggat waktu, jadi Navya bisa agak relax apalagi ia sedang tidak fokus. Ditengah ia sedang bekerja dan tidak fokus, justru ia mendapat pesan yang cukup mengejutkan.
Bagaimana tidak kaget saat membukanya dan melihat unamenya. Sebenarnya Navya tidak ingin langsung membalas karena keliatan banget kepo-nya, tapi mau gimana lagi sudah terlanjur kebuka. Lagian gak salah juga sih, Navya benar-benar penasaran ada apa, sampai badannya gemetar panas-dingin takut salah bicara.
Pembicaraannya cukup ramah dan sejauh ini aman tidak ada masalah. Sudah sekitar 30 menit dari chat terakhir Navya yang hanya dibaca oleh Lycia, Lycia belum mengiriminya pesan lagi. Panjang umur, baru aja diomongin orangnya dateng.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Choice?
Teen FictionNyatanya mau setulus apapun, kalo yang dipengen bukan kita, mau apa lagi? maaf ya ceritanya berantakan banget karena ini baru pertama kali aku nulis:( gak lupa makasih bgt buat semuanya yang udah support😚