Ketika yang kamu rasakan berlawanan dengan yang kamu inginkan
*masa sekarang
Mereka memilih untuk nonton bioskop terlebih dulu, mereka memilih menonton film "Sunyi" yang dimainkan Amanda Rawles, dan Angga Yunanda. Memang jika bersama pasangan lebih seru menonton horor daripada romance atau comedy, ya walaupun sekarang mereka sudah bukan pasangan. Karel mengantri tiket sedangkan Navya pergi ke kamar mandi sebentar, lalu mereka masuk ke studio bersama. FYI sejak masuk mall mereka berdua tidak bergandengan, bahkan jarak jalan mereka cukup jauh. Saat dilihat dibilang pacar bukan, teman juga bukan. Kalau pacar jalannya terlalu jauh kalau teman terlalu canggung. Walaupun menonton horor itu seru, tapi tetap saja rasa takut pasti ada. Setiap ada part mencekang Navya reflek memegang tangan Karel atau menyembunyikan kepalanya di dada Karel. Walau mereka sudah putus, Karel tidak keberatan sama sekali, justru tangan Karel mengenggam tangan Navya lebih erat daripada Navya mengenggam Karel. Mungkin saking fokusnya Navya sampai tidak sadar kalau ia bertindak seperti itu.
Navya POV
Setelah film selesai, aku kaget ternyata dari tadi aku genggam erat tangan Karel bahkan satu tangan Karel merangkulku seperti memeluk. Anjirr, mengapa aku sama sekali gak sadar. Jadi tambah bingung harus bersikap gimana sama Karel. Oh ya, aku juga lupa kalau ini moment penting Navyaa...bukan sekedar main doang.Karel POV
Aku seneng kamu gak canggung sama aku walaupun kamu gak sadar, tapi...aku bingung NavNavya masih merasa canggung terhadap Karel. Kelakuannya sangat mengahantui pikirannya. Ia berpikir keras bagaimana cara menebusnya dan akhirnya
"Maaf yang tadi yang Rel, aku gak bermaksud aku gak sadar."
Navya memberanikan diri meminta maaf walaupun membuatnya semakin malu.
"Gapapa, biasanya juga gimana."
Damn! jawaban Karel membuat Navya semakin tersipu malu, apakah ia terlihat sangat gamon? bodoamat lah! gini-gini pernah pacaran jadi gapapa dong, batin Navya. Karel yang sedari tadi memperhatikan raut wajah Navya yang menunjukkan bahwa ia malu hanya terkekeh kecil.Mereka berhenti di restoran siap saji untuk makan, mereka sudah sering kesini jadi untuk menu Karel tidak perlu bertanya pada Navya. Makan sore hari ini tanpa backsound apapun, hanya hening antara mereka. Di otak Navya hanya berpikir apa yang akan diucapkan Karel.
"Habis makan ke rooftop yuk, ada tempat nongkrong baru."
Tanpa berpikir panjang, Navya mengiyakan ajakan Karel. Selesai makan, Karel mengambili sampah Navya dan membuangnya. Haha, ini sudah kebiasaan Karel. Setelah cuci tangan mereka naik menuju rooftop. Daripada mutar jauh harus naik lift mereka memilih eskalator saja. Karel membuka beberapa topik walaupun sederhana, setidaknya tidak canggung dan hening diantara mereka."Disini aja ya, aku pesenin minum sama cemilan aja ya? kamu kenyang kan?" Navya hanya mengangguk.
Karel menuju kasir, dan Navya hanya memperhatikan punggung Karel dari kejauhan sampai pikirannya pun terlalu jauh. Hatinya deg-degan, badannya panas dingin dan takut. Apa yang akan dikatakan Karel. Lagi-lagi Karel membuka percakapan dengan obrolan ringan, dan akhirnya
"..."
"..."
"Iya, aku deket sama seseorang. Dan ya? itu."
Deg! hati Navya terasa runtuh, biasanya ia hanya ovt dan ternyata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Choice?
Teen FictionNyatanya mau setulus apapun, kalo yang dipengen bukan kita, mau apa lagi? maaf ya ceritanya berantakan banget karena ini baru pertama kali aku nulis:( gak lupa makasih bgt buat semuanya yang udah support😚