Ternyata ada orang lain dibalik tembok yang memperhatikan mereka berdua sejak tadi. Rico ternyata tidak masuk daritadi. Ia ingin menemani Navya walau dari kejauhan. Jaga-jaga bila ada apa-apa, lagian Dera dan Anggi juga menitipkan Navya padanya, dan memintanya untuk menemani Navya. Ia tidak bermaksud menguping pembicaraan Navya dan Karel, namun bagaimana lagi jika ia tidak sengaja mendengarnya. Navya dan Karel tidak banyak bicara, namun seakan Rico tahu betul apa yang terjadi, bagaimana perasaan Navya. Ia tidak tahu kapan dan kenapa mereka bisa berpisah, namun yang jelas dari tatapan Navya, jelas ia belum bisa mengikhlaskan Karel. Ia sendiri berperang dengan hatinya, sebenarnya untuk apa dia sampai segininya? apa yang dia lakukan? keuntungan untuknya sendiri apa? ia ingin menyangkal perasaannya namun itu terlalu nyata. Ia ingin menganggap dirinya sekedar "peduli" karena memang itu yang sedang dibutuhkan Navya.
Melihat Navya yang mematung setelah Karel pergi membuatnya ikut mendadak lemas dan sakit hatinya melihat Navya seperti itu. Ia berencana menghampiri Navya tapi sepertinya nanti-nanti saja. Biarkan Navya mencurahkan rasa hatinya sejenak. Navya beranjak dari tempat duduknya kemudian Rico baru menyusulnya
"Dorrr..." Navya benar-benar suntuk, bahkan ia tidak terkejut sama sekali, Rico pun meminta maaf
"Maaf Nav, keliatan suntuk niatnya mau menghibur."
"Gapapa kak, gue aja lagi kebawa perasaan. Masuk yuk, udah terlalu lama gue diluar, udah mau pulang kan ya ini?"
"Iya sih kayanya."
Mereka pun masuk, dan Navya sangat lega acaranya sudah akan selesai akhirnya ia bisa pergi dari tempat itu.
"Habis ini mau gak ikut gue?" Rico tiba-tiba berbisik ditelinga Navya
"Gak bisa langsung pulang aja kak? atau gue pulang sendiri aja?" Navya menjawab dengan sangat lesu
"Gue mau aja ke suatu tempat yang siapa tahu bisa bikin lo sedikit bahagia hari ini." Navya agak kaget mendengarnya.
"Kalo emang bener-bener gamau gapapa Nav, lain kali aja."
"Oke kak, gue setuju."
Disisi lain ada yang memperhatikan mereka diam-diam, dan bertanya-tanya daritadi namun ia bingung harus bagaimana menjawab pertanyaannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Choice?
Teen FictionNyatanya mau setulus apapun, kalo yang dipengen bukan kita, mau apa lagi? maaf ya ceritanya berantakan banget karena ini baru pertama kali aku nulis:( gak lupa makasih bgt buat semuanya yang udah support😚
