Pulang kerja hari ini Navya sudah janjian akan bertemu dengan Dera dan Anggi di gelato. Katanya Navya dan Anggi bm banget gelato. Hal tersebut menjadikan alasan agar Navya bisa fokus bekerja, ia tidak ingin lagi memikirkan masalah kemarin karna pasti pikirannya nanti tambah kemana-mana. Ia berusaha untuk menanamkan pikiran dikepalanya, namti ketemu Dera sama Anggi, nanti jajan gelato, nanti bisa ketemu sama mereka. Walaupun hari ini hari senin, syukurlah tidak terlalu menyebalkan. Seperti yang kita tahu hari senin adalah hari keramat dan ingin dihindari semua orang. Selama 2 hari semua orang sangat cepat beradaptasi dengan kehidupan bebas, jadi rasanya malas jika senin harus kembali ke rutinitas.
Makan siang hari ini Navya tidak bersama Rico. Suasana antar keduanya menjadi canggung karena kemarin, sebenarnya kemarin tidak terjadi hal yang memalukan dan sebenarnya juga itu hanya hal yang tidak sengaja terjadi, namun entah kenapa antarkeduanya jadi bingung harus bersikap bagaimana. Navya sedikit merasa menyesal atas sikapnya kemarin, harusnya ia bersikap biasa dan tidak canggung. Hal tersebut bisa saja memicu pendapat bahwa Navya belum bisa move on, ya walaupun memang benar. Hal itulah yang membuat Navya malu dengan Rico.
Tepat pukul 16.00 Navya selesai dan langsung pulamg. Ia mengabari temannya dulu kalau dia dalam perjalanan ke gelato, dan ternyata Dera sudah otw duluan. Anggi katanya 10 menit lagi akan otw. Sekitar 15 menit akhirnya Navya sampai di gelato, dan melihat Dera dari luar lalu langsung menghampirinya.
"Dorr...." Navya berusaha mengkageti Dera
"Paan sih." ternyata respon Dera tidak sesuai ekspetasi Navya
"Kok gak kaget?" Navya agak cemberut
"Lo gak liat kaca segede itu?" Dera menunjuk kaca didepannya.
"Lah sejak kapan ada disitu."
"Baru aja nih, baru gue pindahin." kata Dera sambil smrik kesal dengan Navya.
Setengah mereka berbincang Anggi kemudian datang.
"Kantor lo pake WIB atau GMT sih Nggi? jam berapa nih?" Dera mulai tersulut emosi.
"Yaampun guys, maaf ya tadi dikantor tu chaos banget jadi agak telat gue pulangnya. Tadi gue juga mampir beliin kalian pukis ini (pukis langganan mereka dari SMA)."
"Namanya juga manusia pasti pernah punya salah, ya kan Nggi?" kata Navya sambil menyomot pukis yang dibawakan oleh Anggi.
"Besok-besok gantian bawa brownies ya Nggi?" mereka bertiga tertawa mendengar hal tersebut dari
Dera.Saat asyik mereka bertiga berbincang, tiba-tiba
"Navya?" panggil salah satu orang dari belakang, melihatnya Navya agak kaget sampai matanya agak melotot
"Kak Rico? ngapain kak disini?"
Anggi menyela "Menurut lo aja orang digelato ngapain?"
"Eh iya kak maaf, sendiri aja kak?"
"Engga, sama adek gue tapi anaknya udah keluar daritadi, gue dari toilet. Dera sama Anggi ya?" Rico menyapa mereka berdua, Dera Anggi hanya senyum dan mengangguk sambil melihat satu sama lain dengan wajah bingung.
"Sorry ya tadi gak bisa nemenin makan siang, makan apa tadi?" bukan Navya yang kaget justru kedua temannya yang kaget.
"Gapapa kak santai, makan nasi padang tadi sama temen-temen."
"Sip deh, gue duluan ya Vy, Dera, Anggi."
"Iya kak hati-hati." mereka bertiga mengucap bersamaan."Cie..cie.. sapa tuh? oh sekarang udah ada partner lunch nih ceritanya." Anggi yang sedang menggoda Navya.
"Ehh tapi kaya gak asing gak sih? tapi siapa?" tanya Dera dengan raut wajah yang sangat penasaran.
"Kakak kelas kita waktu SMA. IPA 1 dia, OSIS juga dulu."
"Ahh iyaa..inget gue. Sekantor sama lu Nep?" Dera kembali bertanya, dan Navya hanya mengangguk.
"Cerita dong ada apa???"
"Cerita apa? orang gaada apa-apa?" bantah Navya
"Yang bener? mang eak?" Anggi masih menggoda agar Navya mau cerita.
"Serius gaada apa-apa, cuma gini...."
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Choice?
Novela JuvenilNyatanya mau setulus apapun, kalo yang dipengen bukan kita, mau apa lagi? maaf ya ceritanya berantakan banget karena ini baru pertama kali aku nulis:( gak lupa makasih bgt buat semuanya yang udah support😚