D-Day

93 1 0
                                    

Ia kembali menyakinkan dirinya, ia akan berangkat reuni atau tidak. Ia menelpon kedua temannya, bukannya dapat jawaban malah ia tambah bingung. Namun mau bagaimana ia terlanjur membuat janji dengan kakak kelas SMA-nya dulu, Rico. Tidak mungkin kan tiba-tiba dibatalkan. Sudah h-2 jam acara namun Navya masih bingung memilih baju. Ia tidak ingin mengenakan pakaian yang terlalu "wah" karena takut dikira caper sama mantan, tapi tidak ingin yang terlalu biasa karna ini juga bukan sembarang acara. Ditambah acara ini sudah ditentukan dress codenya yaitu putih, harus ada warna putih dalam pakaian yang akan dikenakan. Setelah kurang lebih setengah jam memilih, ia menjatuhkan pilihannya pada kemeja putih, dan blazer crop putih, yang akan ia padukan dengan rok midi hitam dan menggunakan sepatu boots hitam serta shoulder bag hitam. Ia akan menggerai rambutnya saja akan tidak terlalu kosong karena ia memilih warna yang monokrom.

 Ia akan menggerai rambutnya saja akan tidak terlalu kosong karena ia memilih warna yang monokrom

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

cr: pinterest

Masih jam 7 kurang 20 menit, Rico sudah sampai di rumahnya dan sudah menunggu di ruang tamu. Tidak lama kemudian Navya turun dan mereka berdua pun berpamitan dengan mama papa Navya. Undangan untuk acara memang jam 7, namun pastinya tidak ada yang datang tepat waktu, makanya Navya dan Rico memilih berangkat diwaktu yang mepet. Butuh sekitar 20 menit perjalanan akhirnya mereka sampai disebuah hotel berbintang yang dijadikan sebagai venue untuk reuni. Mereka sampai sekitar jam 7.17 namun masih sedikit sekali yang sampai. Ia kemudian menelpon Dera dan Anggi untuk bertanya mereka dimana, jika sudah dekat Navya ingin menunggunya saja.
"Kak, ini barusan gue telpon Dera katanya udah mau sampe. Gue mau nunggu disini aja kak, kakak kalau mau masuk gapapa."
"Gue temenin gapapa, lagian temen-temen gue pada molor semua pasti."
"Kenapa kakak gak ikut molor?" goda Navya sambil tertawa.
"Kan gue sama lo, takut lo nunggu lama." Navya agak kaget mendengar jawaban Rico.

Bukannya Dera dan Anggi yang datang, justru mobil fortuner putih dan Navya tau betul siapa pemiliknya. Dari luasnya tempat parkir kenapa dia harus parkir disini? Navya berusaha mengalihkan pandangan dan berusaha tidak peduli. Namun tiba-tiba kedua mata mereka bertemu, tapi Navya memilih untuk diam tidak menyapa. Setelah melihat siapa keluar dari dalam mobil ia merasa puas dengan pilihannya tadi. Ya, Karel datang bersama Lycia. Padahal Lycia bukan alumni SMA-nya, justru malah ia alumni SMA yang sering menjadi musuh saat turnamen olahraga, dan karena itu hubungan kedua SMA itu kurang baik. Syukurnya Rico belum sadar jika ada Karel disana, jadi Navya memilih diam dan ngobrol saja dengan Rico. Secara tiba-tiba
"Navya ya?" bukan Karel yang menyapa namun Lycia. Hati Navya kaget bukan main. Kok bisa se-PD itu menyapa Navya.

Second Choice?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang