Terima saja

100 2 0
                                    

Beruntungnya Dera dan Anggi sudah datang, jadi Navya tidak perlu basa-basi dengan mereka berdua, dan Navya hanya membalas pertanyaan Lycia dengan menganggukan kepala saja. Dera dan juga Anggi terlihat sekali marah, kenapa Karel membawa Lycia menghampiri Navya, jadi mereka berdua berusaha membantu Navya agar tidak perlu berurusan dengan pasangan itu. Waktu sampai disana pun mereka berdua tidak menyapa Karel maupun Lycia, dua orang itu serasa tidak terlihat bagi mereka berdua, mereka hanya menyapa Navya dan juga Rico. Padahal dulu Anggi satu kelas dengan Karel, tapi melihat Karel bersama Lycia membuat Anggi juga merasakan apa yang sahabatnya rasakan.
"Udah mulai rame nih Nav, kak. Masuk aja yuk." Dera mengajak Navya dan juga Rico.
"Iya masuk aja ayo." Rico mungkin peka dengan keadaan, lalu juga mengajak masuk. Disisi lain Karel juga mengajak Lycia untuk masuk.
"Ayo kita berdua masuk aja. Duluan ya semua." tidak ada seorang pun yang membalas sapaan Karel, ia pun memahami hal tersebut.

Navya, Dera dan Anggi langsung mencari tempat duduk, dan mata mereka tertuju pada meja kosong dekat jendela tapi tidak jauh juga dari panggung utama, sangat strategis. Mungkin karena belum semua datang jadi masih banyak yang kosong. Mereka bertiga langsung menepati meja itu, sedangkan Rico pergi menghampiri teman-temannya.
"Kok Karel bawa ceweknya sih?" tanya Dera
"Ya emang kenapa? Navya juga sama cowok." bukan Navya yang menjawab melainkan Anggi.
"Maksud gue tu, ceweknya kan bukan alumni sini kenapa dibawa gitu lho. Kan diundangan kemarin gaada tu peraturan memperbolehkan bawa orang luar." Dera menegaskan maksudnya
"Iya juga ya, baru inget gue kalo dia bukan alumni sini."
"Udah gausah dipikirin, positive thinking aja kalo gaada larangan berarti boleh." jawab Navya dengan santai. Atau..berusaha santai?
Karena mereka asyik mengobrol sampai tidak sadar kalau Karel dan Lycia memilih duduk disamping meja mereka. Hal itu membuat Navya dan teman-temannya sedikit kesal, seperti disengaja dan mereka jelas menunjukkan kemesraan.
"Sengaja banget tu pasti, pindah aja gimana? mual gue." emosi Anggi sudah menggebu-gebu.
"Gausah, disini aja. Kita kan dateng duluan, gue gak mau keliatan risih takutnya mereka malah seneng." lagi-lagi Navya mengalah
"Iya juga sih, yaudah deh. Gausah diliatin ya Nav anggep aja gaada orang." jawab Anggi pasrah.

Ternyata bukan hanya Navya dan teman-temannya saja yang merasa aneh ada Lycia, banyak sekali orang yang membicarakan mereka berdua. Semua heran kenapa Karel mengajak orang luar yang notabenenya bukan alumni SMA ini. Bahkan beberapa orang bertanya pada Navya, mungkin karena mereka dulu mempunyai hubungan. Tapi Navya tidak tau menau tentang hal itu, ia sendiri pun kaget kenapa bisa ada orang luar masuk ke acara ini. Anggi pun bertanya pada teman kelasnya yang masih akrab dengan Karel, katanya Lycia yang ingin ikut dan Karel tidak bisa menolak.

Walaupun mereka berdua sedang menjadi perbincangan hari ini, mereka tetap menunjukkan kemesraan tanpa malu seakan hanya ada mereka berdua disini, sepanjang acara pun mereka hanya menempel tanpa toleh sana-sini. Karel hanya seperlunya menyapa dengan teman-temannya. Disisi lain ada seseorang yang merasa sesak diruangan tersebut, ingin sekali keluar menghirup udara segar.

Second Choice?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang