Bel pulang belum berbunyi, tapi Karel sudah menunggu Navya di depan kelas. Navya tidak sadar, dan diberitahu Dera.
"Itu ngapain Karel."
"Nungguin lo pulang lah bego."
"Ohh..iya, gue kan bareng dia."
Jawaban Navya membuat Dera jadi menoyornya. Navya berpamitan dengan Dera lalu menghampiri Karel. Karel langsung menggandeng tangan Navya mamun langsung ditepis Navya. Karel terlihat kecewa, dan memandang Navya dengan sinis. Karel berjalan sangat cepat dan meninggalkan Navya. Navya berpikir apakah Karel tidak jadi mengantarnya pulang karena marah? Navya pun memutar arah kembali ke depan gerbang. Navya tidak ingin salah paham dan sia-sia jika mengikuti Karel. Navya sudah didepan gerbang dan akan memesan ojek online, tiba-tiba Navya dikagetkan dengan suara klakson, ternyata itu Karel.
"Ngapain? naik!" nada Karel sedikit tinggi. Navya jadi takut dan akhirnya hanya diam, duduknya pun dijok mepet belakang agar tidak menyenggol Karel.Begitu sampai depan rumah Navya langsung turun, namun tangannya ditahan oleh Karel.
"Maaf tadi sempet marah."
"Gapapa Rel, aku masuk dulu ya. Makasih, kamu hati-hati."
"Segitunya kamu menghindar Nav."
"Engg...gak gitu Rel, aku kira kamu marah makanya aku mau pulang sendiri gitu."
"Nav.." dengan lirih Karel memanggil Navya
"Kita kok jadi gini?" terlihat ekspresi sedih dimata Karel
"Kayanya aku udah cukup jelasin Rel. Harusnya kamu tahu dan sadar."
Navya tidak ingin percakapan ini berlanjut, Navya melepas tangan Karel dan segera masuk ke rumah.Setelah masuk ke rumah, Navya melepas sepatu dan makan siang dan ternyata mamanya di dapur.
"Tumben ma baru masak."
"Iyaaa, tadi sayur keliling yang biasa itu lho, itu gak jualan bingung kan mama mau masak apa, akhirnya mama ke pasar jadi agak lama."
"Kasian mama akuuu, uwuwww...baru pulang ini ma? kok lama banget."
"Enggak sayang, mama udah pulang cuma nanggung mau masak. Mama pikir mending nungguin kamu pulang sekalian biar pas, biar makanannya masih anget dan mama bisa makan sama anak tunggal kesayangan mama."
"Yaudah ma, makan yuk."
Navya dan mamanya makan dengan tenang, Navya sangat menikmati masakan mamanya. Navya makan sambil menonton drakor on going yang sedang ia ikuti.
"Makan dulu sayang, jangan kebiasaan ya makan sambil nonton gitu. Takutnya keselek atau salah ambil makanan sayang."
"Iya ma, tapi bentar ini nanggung."
"Tadi kamu sama Karel kan, mana sekarang? kok tumben gak mampir."
"Ha? ohhh...Karel? anu ma pulang"
Mama Navya sedikit bingung dengan jawaban anaknya, seperti ada yang berbeda. Mamanya tahu kalau Navya sangat senang Karel main ke rumah, bahkan ia sering memaksa Karel untuk mampir ke rumah, mengingat ia anak tunggal jadi merasa kesepian. Mama Navya sebenarnya belum ingin bertanya sampai anaknya mau cerita, namun takut kalau Navya memendam sendirian nanti jadi kepikiran dan kenapa-kenapa.
"Gak ada yang mau diceritain sama mama sayang?
"Ha? apa ma? cerita apa? ada apa?" Navya kaget mendengar pertanyaan mamanya
"Kok malah tanya mama, kamu yang kenapa sayang?
Akhirnya Navya menceritakan semua pada mamanya. Navya tidak bisa menahan tangis karenanya Navya menghabiskan waktu hampir 1jam untuk bercerita. Navya terus menangis.
"Gapapa sayang, nangis sepuasnya ya. Emang semua hal yang sempat kita milikin gak selalu abadi. Mungkin ini yang terbaik sayang, dan memang yang terbaik gak selalu gampang diterima."
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Choice?
Ficção AdolescenteNyatanya mau setulus apapun, kalo yang dipengen bukan kita, mau apa lagi? maaf ya ceritanya berantakan banget karena ini baru pertama kali aku nulis:( gak lupa makasih bgt buat semuanya yang udah support😚