Cukup ya?
Navya memang sudah menduga bahwa ia pasti akan tidak suka terhadap jawaban Karel. Navya ingin marah, memaki-maki Karel kalau perlu. Tapi ia tidak bisa. Navya adalah type orang yang kalau berhadapan langsung sama orang yang punya masalah sama dia, dia gabisa.
Navya masih mencoba sabar, mencoba menyadarkan Karel juga. Ia berusaha bertarung dengan dirinya sendiri, menyakinkan dirinya sendiri kalau ia bisa, ia pasti bisa membicarakan semua agar hatinya lega dan masalah ini cepat selesai.
Baru saja, ia menyakinkan dirinya ada-ada saja yang terjadi. Rasanya benteng keyakinan Navya runtuh seketika, ia sudah kalut lagi bingung ingin menjawab apa. Sampai Karel pun menelpon Navya.
Navya berpikir mungkin ini terakhir kali, kemudian ia pun mengangkat telpon tersebut. Mereka membiacarakan semuanya, apa yang merasa rasakan walaupun percakapan ini hanya didominasi oleh Karel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Choice?
Teen FictionNyatanya mau setulus apapun, kalo yang dipengen bukan kita, mau apa lagi? maaf ya ceritanya berantakan banget karena ini baru pertama kali aku nulis:( gak lupa makasih bgt buat semuanya yang udah support😚