Bagian 70

139 13 0
                                    

Bismillahirrahmanirrahim.

Update on : 22 Desember 2024

***

Welcome to my imagination.

Vote sebelum baca dan tinggalkan komentar.

Happy reading.

Bagian 70


^^^
Irwan melihat ada mobil besannya sedang terparkir di depan rumahnya. Ia bergegas masuk dan ternyata benar, mereka sedang berbicara yang tampaknya sangat serius dengan istrinya. Ternyata mereka sedang membicarakan rumah tangga Altaf dan Nara.

"Altaf melakukan kesalahan apa?" Pertanyaannya membuat mereka yang sedang duduk di ruang tamu menoleh ke arahnya.

"Papa, sini duduk dulu." Titah Jihan menepuk sofa di sampingnya.

Irwan menurut, sebelum duduk ia menyalami Husain dan juga Hanum terlebih dahulu. Selanjutnya Husain mulai menjelaskan maksud kedatangan mereka saat itu. Husain dan Hanum tak lupa mengucapkan permohonan maaf yang sebesar-besarnya atas sikap yang sudah Altaf lakukan kepada Nara.

Jihan yang mendengarkan cerita dari besannya, tidak dapat membendung bulir bening yang menggenang di pelupuk matanya. Hatinya turut sakit meski sebelumnya ia sudah mengetahui apa yang sebenarnya terjadi pada rumah tangga putrinya. Irwan yang melihat istrinya menangis, tangannya terulur untuk merangkul dan menenangkan Jihan.

"Waktu itu Jihan juga sempat menceritakan kondisi rumah tangga anak kita bahwa mereka sedang tidak baik-baik saja, namun saat itu saya masih berusaha untuk menyangkal. Berharap hal itu tidak beneran terjadi."

"Tapi hari ini, setelah mendengar semua cerita dari Mas Husain, saya sadar bahwa tidak selamanya apa yang saya anggap baik akan baik juga untuk orang lain termasuk putri saya."

"Saya baru tahu kenapa selama Nara pulang ke rumah ini, Altaf sama sekali tidak berusaha untuk menjemputnya." Jeda sepersekian detik.

"Ternyata putri saya memang tak diharapkan olehnya."

Tes.. Bulir bening yang Irwan coba untuk tahan akhirnya luruh juga.

"Jadi Nara sampai pulang ke rumah ini sendiri?" Husain memastikan.

Irwan mengangguk, "Dia sudah tidak tinggal bersama suaminya sejak Jihan dirawat di rumah sakit. Setiap kami tanya soal Altaf dia selalu bilang kalau suaminya itu sudah mengizinkan Nara untuk merawat Jihan. Dan saat kami tanya kenapa Altaf sama sekali tidak menjemputnya kesini, Nara selalu menjawab Altaf sibuk dan Nara tak mau merepotkan suaminya. Sepertinya Nara memang sengaja menyembunyikan masalah sebenarnya dari kami."

"Astaghfirullah hal adziim, Altaaaff." Hanum semakin geram dengan sikap putranya itu.

Tak sengaja Hanum menangkap sosok perempuan yang tadi berada di rumah putranya sedang diam-diam mengintip di balik tembok pemisah antara ruang tamu dan ruang keluarga.

Matanya membola, "Dia-"

Belum sempat Hanum menyelesaikan ucapannya, Husain sudah menggenggam erat tangan Hanum, menahan agar istrinya tidak melanjutkan ucapannya.

"Tanggung jawab kita hanya Altaf, bukan perempuan itu." Bisik Husain pada Hanum.

"Tapi-" Husain mengisyaratkan sesuatu dengan kedipan mata.

Setelah dirasa cukup, Husain memutuskan untuk pamit. Memberikan celah agar orang tua Nara menenangkan pikiran mereka. Meski sebenarnya Hanum ingin sekali bertanya sesuatu pada Jihan dan Irwan perihal perempuan yang ada di rumah mereka, namun ia urungkan karena Husain tak mengizinkannya.
______

Kinara dan Luka (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang