Happy reading!
Bagian Enam// Mobil
Ia membenci keadaan dan takdir yang sedang tidak bekerja sama dengannya.
Hari ini seperti hari sebelumnya Dafychi kembali berusaha untuk mencari pekerjaan tapi, Dafychi terlalu jauh berjalan padahal ia belum terlalu hafal daerah sini.
Ia terus berjalan walaupun ia tidak tau harus ke mana ia ingin kembali ke rumah tapi ia justru tidak ingat dengan jalan pulang sedari tadi ia melihat ke kanan dan kiri jalan tapi seingatnya ini bukan jalan menuju ke rumah Devano.
Mungkin karena terlalu jauh berjalan makanya ia jadi kesasar . Hingga sampai akhirnya dirinya terjatuh karena tidak sengaja ada mobil yang hampir menyerempet dirinya.
AAAAAA.....
Teriakan Dafychi terdengar beserta suara decitan ban mobil yang di rem mendadak. Ada sebuah mobil yang melewati namun sebelumnya mobil tersebut lebih dulu menyentuh bagian kiri tubuhnya hingga membuat Dafychi terjatuh beberapa orang yang ada di sana mengerumuni Dafychi berusaha untuk menolongnya begitupun dengan sang pemilik mobil yang lebih dulu di cegat oleh beberapa pria sambil mengetuk kaca mobil, takut si yang punya mobil malah kabur dan tidak bertanggung jawab.
"Mas tanggung jawab dong mas.. Mas udah nyerempet orang."
Si pemilik mobil langsung keluar setelah melepaskan seat belt nya ia juga nampak mengusap wajahnya gusar tak menyangka hari ini ia terkena nasib sial.
"Saya akan tanggung jawab kalian tenang ya.. " ucapnya seraya buru-buru melihat gadis yang sekarang sudah duduk di kursi plastik milik abang tukang bubur.
" Mba gak papa? " tanyanya memastikan kondisi perempuan yang ia serempet.
" Saya ga pa—."
Kalimat itu terhenti seketika ketika dua pandangan bertemu dalam satu garis lurus.
Dafychi tidak sempat melanjutkan kalimatnya setelah tau orang yang menyerempetnya adalah suaminya, tidak-tidak, tidak etis jika dia menyebut Devano suaminya karena Devano pasti tidak sudi jika Dafychi mengakui nya sebagai suami.
Setelah sama-sama diam sepersekian detik Devano langsung tersadar.
"Biar saya yang tanggung jawab." ucap Devano pada orang-orang di sekelilingnya.
"Ya jelas lah kamu yang harus tanggung jawab masa mereka yang gak salah yang harus tanggung jawab ."
Devano hanya memilih diam dan langsung menyuruhnya agar masuk ke dalam mobil bukannya membantu memapah Dafychi ia malah berjalan lebih dulu.
"Eh mas, bantuin kek ini kaki saya sakit!"
"Iya nih mas gimana sih bukannya dibantuin jalan gak liat apa itu kakinya sakit begitu." sahut ibu-ibu yang berdaster motif bunga.
Devano membuang nafas jujur ia sedang bingung di situasi ini.
Devano kembali menghampiri Dafychi mengulurkan tangan dan memapah tubuh gadis itu pelan-pelan sampai masuk ke dalam mobil tak lupa ia juga membukakan pintu mobilnya.
****
Jam sudah menunjukkan pukul satu siang waktunya makan siang sebenarnya tapi jujur ia malas untuk turun dan mencari tempat makan tapi perutnya tidak bisa diajak kompromi, sudah lama juga Devano ada di rooftop memandang langit biru, awan putih hingga burung yang sesekali melintas.
![](https://img.wattpad.com/cover/266622763-288-k387581.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
D2 [complete] || Series Ke-1
General FictionDevano mau tidak mau harus menuruti kemauan ayahnya menikah dengan gadis SMA bernama Dafychi yang tidak ia kenal jika ingin warisan ibunya aman. Begitupun dengan Dafychi ia mau tidak mau harus menuruti kemauan ayahnya. Devano yang tidak mengingink...