D2 (25 )

40 1 0
                                    

Happy reading!

Bagian Dua Puluh Lima

Ranty sudah selesai mandi ia juga mengeramasi rambutnya tak lupa ia memakai segala macam perawatan untuk tubuhnya dari ujung rambut sampai ujung kaki itulah alasan mengapa ia sangat lama mandi di pagi ini. Padahal, ini rumahnya Devano bisa-bisanya dengan tidak tau dirinya ia mandi dengan waktu yang tidak sebentar.

Seharusnya kan pagi-pagi seperti ini ia membuatkan sarapan untuk Devano. Tidak sopan sudah menginap tapi tidak membantu apapun ya setidaknya Ranty ingin menyiapkan sarapan untuk Devano dan juga dirinya.

Ranty memang tidak pintar memasak tapi untuk sekedar menyiapkan menu sarapan itu tidak masalah.

Setelah selesai dengan dress dengan bawahan rok longgar selutut berwarna navy Ranty juga menoleh bedak ke wajahnya dan liptint tipis di bibirnya membuat kesan natural dan fresh keluar dari wajahnya.

Ranty sudah siap ia meletakkan wadah liptint yang barusan ia pakai melihat penampilannya sekali lagi dan selesai ia turun kebawah menuruni anak tangga sambil berpikir untuk apa ia memoles wajahnya dengan bedak dan juga memakai liptint padahal ia akan menyiapkan sarapan, apa nanti riasannya nanti tidak hilang?

Ranty mengibaskan tangannya ke udara ya sudahlah kalaupun nanti riasannya hilang dirinya bisa kembali meriah wajahnya.

Namun, saat sudah sampai di meja makan dirinya sedikit terkejut melihat Devano menggunakan celemek dengan nampan berisi dua piring nasi dengan porsi topping yang menutupi nasinya.

"Astaga Dev kamu abis masak?"

Jika saat ini Devano hanya membawa nampan mungkin Ranty tidak akan bertanya seperti itu karena bisa saja Devano hanya berinisiatif membawakannya untuk sarapan mereka berdua.

Tapi, melihat Devano memakai celemek membuat Ranty sedikit bisa menebak bahwa kekasihnya itu juga ikut memasak makanya untuk memastikan bahwa tebakannya benar Ranty memilih menanyakannya secara langsung.

Ranty menghampiri Devano untuk mengambil nampan berinisiatif untuk membantu membawa ke meja makan.

Saat Ranty hendak mengambil nampan Devano mencegah dengan menjauhkannya. "Sstt.. Kamu duduk aja sama!"

Ranty menurunkan tangannya dan memilih untuk menuruti perintah Devano.

" Kamu yang masak?" tanya Ranty saat Devano menyerahkan satu piring ke hadapan Ranty.

"Iya. Di jamin gak akan keasinan kayak dulu lagi."

Dulu saat masih SMA Devano pernah mencoba membuatkan nasi goreng untuk Ranty tapi yang ada hasilnya malah keasinan dan parahnya Ranty malah menghabiskannya dan mengatakan bahwa nasi gorengnya enak.

Devano mengetahui nasi gorengnya keasinan karena saat memasukkannya kedalam kotak bekal masih ada nasi yang tersisa karena tidak muat alhasil Devano meninggalkannya dan menyimpannya di lemari penyimpanan khusus.

Saat sudah pulang sekolah ia berinisiatif untuk mencicipi nasi gorengnya dan ternyata rasanya sangat asin. Sebelumnya saat ia memasak ia sudah mencicipi dan rasanya hambar karena sudah telat ia kembali memberikan garam pada masakannya tanpa mencicipi nya kembali.

Ranty mengkerutkan keningnya tidak mengerti dengan maksud Devano.

"Kamu ngomong apa sih emangnya nasi goreng kamu keasinan? Orang enak juga."

"Jangan bohong aku cicipin nasi goreng yang waktu itu aku buat, rasanya bener-bener keasinan."

"Kalo keasinan kenapa kamu kasih ke aku padahal kamu udah cicipin?"

D2 [complete] || Series Ke-1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang