D2 (70)

35 0 0
                                    

Bintangnya di klik ygy, jangan kelupaan

Komennya juga 👌

Happy reading!

Bagian Tujuh Puluh

Kalau bukan karena benefit mana mau temenan, ogah temenan sama orang yang flat dan gak guna



"Jadi, Ranty itu bermuka dua?" tanya Devano lebih kepada dirinya ia menyunggingkan senyum smirknya saat menatap ke arah Ranty yang masih asyik berjoget sambil sesekali meminum alkohol ditangannya, merasa sudah tertipu selama ini oleh mantan kekasihnya itu.

"Ya gitu didepan cowok yang dia incer atau orang yang baru beberapa kali dia temui dia bakalan kelihatan kayak cewek baik dan sederhana kalo dibelakang sih ya kayak gitu dari pakaiannya aja udah beda banget antara didepan orang awam sama di depan orang yang udah deket sama dia... " Diva juga melihat ke arah Ranty yang masih sibuk haha hihi dengan gerombolannya.

"... Tuh anak emang belum kena karmanya sih gue bener-bener nunggu banget kapan tuh anak kena karma gue bakalan jadi orang yang ngetawain dia lebih dulu."

"Lo bilang lo temen deket tapi, malah ngetawain. " ucap Devano.

Ia berpikir seperti apa pertemanan diluar sana sampai ada gitu orang seperti Diva.

" Gue temenan sama dia karna benefit yang gue dapet dari dia gak main-main dia sering ngasih kita-kita barang branded hasil dari morotin pacarnya tapi, didepan pacarnya dia seolah-olah gak enakan nerima  barang branded dari pacarnya biar kelihatan cewek yang gak ngincer harta... "

"... Kalo bukan karena benefit yang gue dapet dari dia ogah gue temenan sama tu orang. Gue tuh nyari temen yang berguna buat gue, gue gak mau temenan sama orang yang flat dan gak guna sama sekali."

" Lo siapa? Lo kenal sama dia? " pertanyaan itu sudah ingin ia tanyakan saat Devano menanyakan tentang Ranty tapi, karna Devano keburu memberikannya uang ia langsung menceritakan seperti apa Ranty yang ia kenal selama ini.

" Gue? " tunjuk Devano ke depan dada dengan jari telunjuk." Gue siapa ya? "

Diva tidak kaget mungkin pemuda disebelahnya ini sudah terpengaruh oleh minuman beralkohol makanya omongannya jadi melantur.

" Gue.. Hahaha.. Gue itu mantannya Ranty yang udah dengan bodoh nya ngasih semua harta kekayaan gue buat dia. " Devano berbicara dengan gestur orang mabuk.

" Lo tau gue itu tuh dulu punya perusahaan ternama besar nama gue beberapa kali terpampang di beberapa artikel. Nih gue kasih liat ke elo. " Devano mengambil ponsel nya yang dibelikan Dafychi minggu lalu berusaha untuk mengetikkan namanya agar keluar artikel yang pernah menjadikannya sebagai bahan untuk artikel.

Awalnya Diva berpikir bahwa lelaki ini hanya mengada-ada karna sedang mabuk mana mungkin Ranty mau dengan seorang lelaki yang hanya bekerja sebagai salah satu karyawan di kedai mie.

Tapi, saat melihat layar ponsel yang diarahkan Devano baru Diva percaya bahwa pemuda yang ada didepannya adalah mantan terakhir yang diceritakan Ranty sebelum menikah.

"Lo tau? Gue tuh dulu punya rumah, gedung apartemen, punya hotel terus juga punya banyak mobil. " Devano membentuk tangannya menjadi bulatan besar.

" Tapi, lo tau sekarang bahkan, sekelas ponsel murahan gini aja nih gue dibeliin. Hahahah.... "

D2 [complete] || Series Ke-1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang