D2 (81)

33 0 0
                                    

Happy reading!

Rasa itu sudah berubah


Kembali disaat Devano dan Dafychi masih berada di toilet.

Tangan Dafychi bergerak mengambil dasi yang ada ditangan Devano, memakaikan nya pada leher Devano.

"Kamu ganteng banget hari ini. " puji Dafychi sambil tersenyum.

Devano yang masih belum bisa mencerna apa yang terjadi pada kehidupannya sekarang hanya bisa menatap lurus ke depan, raganya masih ada ditempat tapi jiwanya melayang entah kemana.

Ia selalu meyakinkan diri bahwa Ranty adalah orang baik tapi, nyatanya perempuan itu kembali menipunya.

"David yang ambil harta kamu bukan Angga. "

Dafychi tersenyum melihat dasi Devano yang sudah terpakai dengan sempurna.

" Udah selesai."

Dafychi menatap dalam mata Devano melihat lelaki itu tidak menatapnya membuat Dafychi mengalihkan pandangan Devano menjadi ke arahnya.

"Aku gak akan maksa terserah kamu mau nikah sama Ranty atau siapapun. Tapi, kamu pasti tau kan gimana rasanya ditinggal saat hari pernikahan..."

Dafychi mendekatkan bibirnya ke telinga Devano berbisik disana. "Gak pengen ngelakuin itu juga ke Ranty? Kasarnya sih bales dendam ke dia." Dafychi kembali tersenyum sebelum pergi menghilang dari pandangan Devano.

Selepas kepergian Dafychi, Devano mengusap wajahnya dengan kasar mengacak rambutnya frustrasi.

"Akhhh... " teriak Devano.

" Dasar Ranty bajingan! Brengsek! " Devano memukul-mukul dinding toilet yang kerasa tidak peduli sakit pada tangannya. Hatinya jauh lebih sakit karena sudah dipermainkan.

Kini tidak ada lagi rasa untuk Ranty Devano sudah menghapus rasa itu menguburnya dalam-dalam agar tidak kembali mencuat ke permukaan.

Devano membenci Ranty rasa itu sudah berubah menjadi kebencian seharusnya Devano menyadari bahwa yang kemarin bukanlah cinta ia hanya takut ditinggalkan dan bodoh nya Devano mau kembali bersama Ranty dengan alasan tidak ingin sendiri.

Devano tidak sudi dipermainkan seperti ini ia memilih pergi tanpa pamit tidak peduli akan pernikahannya yang gagal untuk kedua kali.

****
"Akhhh.... " Devano terus memukul-mukul setir didepannya menginjak pedal gas dengan kuat membuat mobilnya melaju dengan kecepatan yang sangat kencang.

Kejadian di toilet dan perbincangannya bersama David membuat Devano benar-benar tidak dapat menguasai dirinya dadanya berkecimpung.

Ia marah dan tidak tahu harus melampiaskan kemana ia sendiri sekarang bayangan ketika dirinya dibully dan diundang kembali menghantui sekarang ia harus kemana jika itu kembali terjadi Angga dan Iqbal sudah tidak ada di sampingnya Dafychi juga.

Devano percaya pada orang yang salah. Ia justru percaya pada perempuan brengsek seperti Ranty.

Lamunan Devano buyar saat ada mobil truk sari arah berlawanan Devano tidak dapat menghindar satu-satunya cara adalah membanting setir yang membuat dirinya menabrak pembatas jalan dan terguling beberapa kali.

"Akkkhhhh..... " Teriakan Dafychi melengking secara otomatis dia menginjak rem membuat mobil yang  dikemudikannya berhenti tiba-tiba.

Tubuh Dafychi melemas melihat mobil Devano terguling di jalanan yang membuat mobil itu rusak parah. Sedari Devano keluar dari gedung sebagai tempat pernikahan laki-laki itu Dafychi mengikuti mobil Devano tanpa sadar ia juga melajukan mobilnya dengan kecepatan kencang.

D2 [complete] || Series Ke-1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang