D2 (56)

25 0 0
                                    

Sebelum baca jangan lupa vote dan follow dulu

Happy reading!

Bagian Lima Puluh Enam

Sahabat bisa menjadi orang pertama yang mengkhianati


Hari ini adalah hari yang sangat dinantikan untuk sepasang kekasih yang memang berkomitmen ingin melanjutkan hubungan ke arah yang lebih serius.

Devano beberapa kali menarik nafasnya dalam kemudian menghembuskan nya ia sangat gugup. Siapa yang tidak gugup di hari dimana ia akan mengikat seorang perempuan untuk menjadi istrinya dengan akad nantinya. Kecuali saat akad nikah Devano dengan Dafychi dia sama sekali tidak merasakan gugup yang ia rasakan hanya emosi saat itu.

Jantung Devano tidak ada hentinya untuk berdetak karna kalau berhenti ia akan mati. Tidak, maksudnya disini Devano benar-benar sangat gugup jantungnya berdetak tidak karuan badannya juga panas dingin.

Tapi, ia berusaha tersenyum tipis untuk menetralkan debaran jantungnya.

Devano sudah siap dengan setelan akadnya lalu keluar dan duduk di kursi depan penghulu.

Para undangan sudah mulai berdatangan, penghulu dan para saksi juga sudah siap di tempat tinggal menunggu sang mempelai wanita.

Tidak ada orang tua Devano ataupun Ranty yang terlihat hadir karena masalah mereka dengan keluarga masing-masing.

Ranty sedang berada di ruang make up maklum pengantin wanita akan bersiap lebih lama daripada pengantin pria karna banyak yang harus dikenakan.

Namun, saat semua undangan sudah hampir penuh di kursi yang disediakan Ranty tidak kunjung keluar apa selama itu waktu yang dibutuhkan pengantin wanita untuk berdandan.

"Pak, ini mempelai wanitanya mana ya? Semua undangan sepertinya sudah hadir. " ujar salah satu saksi.

Devano celingak-celinguk melihat ke arah ruangan yang dipakai untuk merias pengantin tidak ada tanda-tanda Ranty keluar dari sana.

" Eza. " panggil Devano pada sekretarisnya yang duduk tidak jauh dari sana.

Eza datang menghampiri bosnya.

" Tolong cari Ranty di ruangan make up sana. Acara udah harus dimulai kasian undangan kalo kelamaan nunggunya. " ujar Devano sambil menunjuk ke arah ruangan yang dimaksud.

Devano tampak gusar mungkin karena efek kelamaan menunggu dan para undangan yang nampaknya sudah tidak sabar menyaksikan akad nikah.

Eza menjalankan perintah bosnya ia berlalu dan mencari Ranty ke ruang make up tapi, ia tidak menemukan Ranty disana bahkan, MUA yang disewa pun tidak ada. Tidak ada satu orang pun disana.

Sekretaris Devano itu berinisiatif untuk mencari Ranty ke toilet dan beberapa ruangan yang ia lewati tapi, Ranty sama sekali tidak ada. Perempuan itu tidak ada dimanapun.

Eza kembali untuk menghampiri Devano. "Pak calon istri bapak tidak ada." ujar Eza sambil mendekatkan wajahnya ke telinga Devano seperi tidak ingin ada orang lain yang mendengarnya.

"Maksudnya? " wajah Devano sudah dalam kondisi tidak datar seperti biasa ada raut wajah bingung disana.

" Saya sudah cari ke ruang make up bahkan, ke setiap ruangan juga toilet tapi, calon istri bapak tidak ada."

D2 [complete] || Series Ke-1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang