D2 (11)

62 10 6
                                    

Happy reading!

Bagian Sebelas // Foto

Tidak ingin menjadi alasan sakit hatinya seseorang


Devano menutup pintu mobil setelah mendudukkan diri di kursi pengemudi. "Nih!" Ia menyodorkan hp yang baru saja ia beli di toko.

Ia memakai sabuk pengaman dan kembali melajukan mobilnya yang terlihat sedang memutar balik menuju bank. Ia melirik ke arah Dafychi sekilas gadis itu tampak tidak memakai sabuk pengaman, biarlah jika terjadi kecelakaan dia juga yang menanggung akibatnya. Jahat memang Devano ini!.

Sedangkan Dafychi dia terlihat hanya mengintip kedalam kantong berwarna biru yang didalamnya terlihat seperti sebuah kotak. Ia takut itu bom, tapi apa bom ada yang berbentuk kotak selama ini yang ia tahu bom berbentuk bulat dan berwarna hitam sedangkan yang didalam kantong ini berbentuk kotak berwarna putih.

"Dev, ini apa, ya?" Dafychi mengangkat kantong dengan pelan takut kalau itu bom dan bisa meledak jika disentuh sembarangan.

"Buka!" suruh Devano .

"Takut, ini bukan bom, kan? "

What? Apa katanya tadi? bom? apa Dafychi pikir Devano seorang teroris? lagian mana ada bom diperjualbelikan ditoko setaunya bom itu di rakit bukan diperjualbelikan.

" Itu hp. " Devano memutuskan untuk memberi tahu daripada gadis itu berbicara lebih jauh, nanti yang ada dirinya malah dikira mau membunuh seperti tuduhan Dafychi sebelumnya.

Devano jadi bertanya-tanya apa yang sering terjadi dalam hidup Dafychi sampai-sampai gadis ini berpikir tentang pemerkosaan, pembunuhan, mutilasi, bahkan yang terakhir bom.

Padahal gadis ini mengatakan bahwa ia selalu berpikiran negatif nyatanya sekarang justru Dafychi lah yang selalu berpikir negatif.

Sedangkan, Dafychi masih terlihat syok matanya mengerjap-ngerjap seakan tak percaya dengan apa yang dia lihat setelah Devano mengatakan bahwa yang ada didalam kantong tersebut hp ia buru-buru memastikan apakah yang dikatakan lelaki itu benar atau tidak.

Dan ternyata yang dikatakan Devano adalah sebuah kebenaran bukan kebohongan tapi kenapa? Kenapa Devano membelikannya hp? Untuk apa?

Ah! Dafychi ingat Devano membuang ponsel nya waktu itu dijalanan Devano pasti ingin menggantinya.

Dafychi kemudian beralih melihat secara kertas yang ada di dalam kantong biru tersebut karna penasaran itu apa ia mengambil dan...

Mulut Dafychi ternganga matanya juga membulat sempurna ia melihat sebuah nota pembelian dimana disana terdapat angka dimana bagi Dafychi angka tersebut sangat fantastis hanya untuk sebuah hp.

"Tujuh belas juta lebih!? Hp!? Serius nih ada hp harganya belasan juta? Ini mah cukup untuk biaya makan setahun. " Bagi Dafychi hp seharga itu bisa untuk makan selama setahun karna berhubung selama ini Dafychi hanya makan makanan ala kadarnya seperti tempe, tahu, telur, atau mi instan tidak ada lauk pauk ataupun sayur mayur kecuali jika ada tetangga yang baik hati yang terkadang memberinya ikan hasil suami memancing atau hasil dari kebun mereka.

Dafychi menatap kesamping memperhatikan Devano yang justru santai-santai saja.

"Waaahhh.... Kayanya kamu abis ditipu deh Dev.. Bener sih ini kamu pasti abis ditipu.. Aku yakin. " Dafychi menganggukkan kepala beberapa kali tanda bahwa ia sangat yakin bahwa Devano telah ditipu oleh mas-mas penjual hp.

D2 [complete] || Series Ke-1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang