Aloha! Siap untuk baca kembali cerita Devano dan Dafychi?
Sebelum itu jangan lupa klik emot bintang dulu biar gak kelupaan
Happy reading!
Bagian Dua Puluh Empat
Ia tidak akan membantah ataupun menolak bahwa ia memang mencintai lelaki ini
Pria tampan dengan kaos yang masih sama seperti sebelumnya itu langsung memeluk kekasihnya mencium puncak kepalanya berkali-kali.
Ranty diam merasakan betapa nyamannya berada dipelukan pemuda dihadapannya ini mencium aroma parfum Devano yang sangat ia suka.
Ia tidak akan membantah lagi ataupun menolak Ranty mencintai Devano begitu juga sebaliknya semua ini bukan kesalahannya ia sudah melakukan hal yang benar berjuang dan mempertahankan hubungan yang sudah mereka jalin dengan komitmen.
"Ran.. Aku emang gak tau isi hati kamu, pikiran kamu dan apa yang akan kamu lakukan kedepannya. Tapi, kamu cuman perlu tahu kalau aku cinta sama kamu, yang ada dipikiran aku cuman kamu dan aku akan terus ada sama kamu apapun yang akan terjadi kedepannya."
"Makasih kamu tetep milih aku kamu milih tetep sama aku. Aku beneran bingung sekaligus takut sama situasi yang terjadi sekarang Dev."
Devano mengangguk mengiyakan pernyataan Ranty.
"Maaf aku udah tampar kamu tadi. Pasti sakit, kan?" Ranty mengelus pelan pipi Devano yang sebelumnya ia tampar pasti rasanya sakit mengingat tadi ia menampar Devano dengan sekuat tenaga ditambah amarah yang bergemuruh didadanya.
Devano memegang tangan Ranty yang ada dipipi nya. "Sakitnya tamparan kamu gak sebanding sama sakit yang kamu rasain dan gak sebanding sama apa yang udah aku lakuin sama kamu."
"Kamu belajar ngomong kayak gitu dimana sih, perasaan selama ini kamu orangnya dingin deh."
"Kalau sama kamu beda Ran."
Ranty merentangkan tangannya tanda minta dipeluk Devano yang mengerti akan hal itu kembali memeluk Ranty kali ini jauh lebih erat.
"Ran.. "panggil Devano yang dijawab deheman.
" Hm... " Ranty memundurkan wajahnya untuk menatap Devano tapi tidak lama karena bagi Ranty menatap Devano lama-lama bisa membuatnya tidak bertenaga ditempat bukan lebay tapi kenyataannya memang tatapan Devano sangat meresahkan.
" Makan yuk terus kamu nginep disini aku masih kangen. Boleh? Devano tidak ingin memaksa makanya ia lebih dulu minta persetujuan Ranty.
"Ya udah."
****
Suasana hati Dafychi saat ini sedang sangat berbunga-bunga bukan karena jatuh cinta tapi karena mendadak jadi orang kaya bayangkan saja ia yang dulu hanya tinggal di rumah petakan kecil yang lusuh ditambah lagi dulu ia paling hanya memegang uang recehan tidak pernah sekalipun ia memegang uang dengan nominal yang besar bahkan mungkin satu juta pun tidak pernah.
Tapi, sekarang Dafychi kembali melihat tas selempang yang talinya sudah terkelupas akibat dari saking lamanya tas itu jadi miliknya kalau tidak salah tas itu sudah ada dari zaman ibunya karena memang tas itu adalah milik ibunya yang kemudian diwariskan kepadanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
D2 [complete] || Series Ke-1
Ficción GeneralDevano mau tidak mau harus menuruti kemauan ayahnya menikah dengan gadis SMA bernama Dafychi yang tidak ia kenal jika ingin warisan ibunya aman. Begitupun dengan Dafychi ia mau tidak mau harus menuruti kemauan ayahnya. Devano yang tidak mengingink...