Happy reading!
Bagian empat// Sah
Yang satu tidak bisa menolak dan yang satunya tidak dapat membantah
Akad berjalan dengan lancar tidak ada yang bisa dibanggakan dari akad nikah antara Devano dan Dafychi tidak memakai kebaya yang biasanya digunakan pengantin wanita bahkan, Dafychi masih memakai pakaian SMA nya. Tidak ada pula mahar ala-ala mas kawin mereka hanya seperangkat alat sholat.
Devano juga sudah menyematkan cincin yang sangat murah baginya pada jari manis Dafychi dengan ogah-ogahan dan sedikit kasar. Dafychi juga melakukan hal yang sama ia memakaikan cincin dijari manis Devano.
Devano menolak bersalaman dan mencium kening Dafychi dan Dafychi tidak keberatan akan itu ia juga masih belum bisa menerimanya mengingat mereka baru mengenal.
Setelahnya mereka akan kembali ke kediaman Devano. Dafychi sudah berganti baju dan membereskan barang yang akan ia bawa tidak banyak karena Dafychi memang bukan orang berada yang memiliki banyak pakaian.
"Lama banget sih! " ucap Devano dengan gusar.
" Santai napa Dev, marah-marah mulu cepet tua lo. " sahut Iqbal.
" Gue kesel. "
" Iya tahu tapi, coba lo tenang dulu terus pikirin apa yang akan lo lakuin kedepannya dengan kepala dingin. Kalo lo marah-marah mulu lo gak akan bisa nemu jalan keluar. " ucap Angga.
Devano memilih beranjak dari tempatnya lebih dulu masuk mobil dan membanting pintu dengan kasar. Iqbal dan Angga hanya bisa geleng-geleng mereka tentu paham bagaimana perasaan Devano saat ini.
Tidak ada yang ingin dipaksa menikah dengan seseorang yang tidak dicintai bahkan tidak pernah kenal sekalipun apalagi posisinya Devano memiliki kekasih yang sangat ia cintai.
Dafychi keluar dengan pakaian biasa celana selutut dan kaos berwarna navy rambutnya dicepol asal beberapa anak rambut yang berantakan justru membuat Dafychi terlihat sangat manis.
"Sumpah dia cakep banget Bal. "
"Iya gue juga ngerasa gitu lebih cantik dari Ranty malahan."
"Udah semuanya?" tanya Angga saat Dafychi datang menghampiri mereka.
Dafychi tersenyum dan mengangguk.
Mereka bertiga masuk ke dalam mobil belum ada satu menit Devano protes dengan nada dinginnya.
"Ngapain lo duduk disini?"
"Karna didepan udah ada dua orang. " sahut Dafychi tanpa menatap Devano.
" Ngga, lo pindah belakang!"
"Dari awal gue udah duduk disini, siapa suruh waktu berangkat lo milih duduk dibelakang. " Angga acuh tak acuh dan memilih memainkan ponsel nya dengan senyum mengembang.
Decakan Devano menggambarkan bahwa ia sangat kesal.
Selama diperjalanan tak ada percakapan dikursi belakang hanya ada obrolan ringan yang terjadi antara Angga dan Iqbal entah itu pekerjaan kantor, keluarga atau masa-masa mereka kuliah diluar negeri.
"Perasaan setelah balik ke Indonesia lo jomblo mulu gak pernah denger lo punya pacar Ngga. Apa jangan-jangan lo rahasiain dari kami berdua. "
" Gue emang lagi belum punya pacar soalnya gue kan udah pernah bilang gue gak bisa milikin dia. "
![](https://img.wattpad.com/cover/266622763-288-k387581.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
D2 [complete] || Series Ke-1
Ficción GeneralDevano mau tidak mau harus menuruti kemauan ayahnya menikah dengan gadis SMA bernama Dafychi yang tidak ia kenal jika ingin warisan ibunya aman. Begitupun dengan Dafychi ia mau tidak mau harus menuruti kemauan ayahnya. Devano yang tidak mengingink...